Selasa, 04 November 2014

Prau, Ketidaksengajaan yang manis


jika membicarakan tentang gunung yang ada di provinsi jawa tengah, orang dengan fasih akan menyebutkan nama slamet, sumbing, sindoro dan merbabu serta merapi atau yg lebih kesohor dengan nama Triple S dan Double M. namun di luar lima gunung yang kesohor itu, masih ada beberapa gunung yang layak dan direkomendasikan untuk di taklukan di daerah Jawa Tengah, Salah satunya adalah Gunung Prau, Gunung dengan ketinggian 2.565 Mdpl, yang terletak di kota Wonosobo, tepatnya di daerah dieng yang juga tersohor sebagai obyek wisata yang ciamik.
sebenarnya, perjalanan saya ke Gunung Prau ini bukanlah sebuah kesengajaan. Di awali dengan rencana untuk mendaki Gunung Sindoro, salah satu dari member Triple S yang kesohor. Namun sayang, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, begitu sampai di basecamp pendakian Gunung Sindoro di desa Kledung, kami mendapat informasi bahwa sejak dua hari sebelumnya pendakian gunung Sindoro di tutup karena aktivitas meningkat, menyusul gunung slamet yang statusnya sudah tidak boleh di kungjungi sebelumnya.
desa patak banteng, titik awal pendakian gunung prau
pendakian Gunung Prau di mulai dari desa patak banteng yg ada di jalan raya dieng wonosobo. untuk mencapai desa patak banteng, bila berasal dari jakarta bisa naik bis jurusan wonosobo, dilanjutkan bis jurusan dieng dengan tarif IDR 10.000. atau bila naik kereta bisa turun di stasiun kutoarjo, dari kutoarjo ada beberapa alternatif yg dipilih, bisa naik bis sumber alam jurusan semarang dengan tarif IDR 20.000, turun di terminal magelang atau secang, dilanjutkan dengan bis jurusan magelang - wonosobo dengan tarif IDR 20.000 smapai di pasar wonosobo terus dilanjutkan bis jurusan dieng. atau dari stasiun kutoarjo naik angkot menuju plaza purworejo dengan tarif IDR 7.000, dilanjutkan dengan bis jurusan purworejo - wonosobo dengan tarif IDR 20.000, dan dilanjutkan bis jurusan dieng. untuk jalur lewat purworejo sebaiknya disiapkan waktu ekstra karena bis nya sering ngetem di pinggir jalan.

Pos I, Sikut Dewo
dari desa patak banteng, ada 3 pos yang dilalui untuk mencapai camp pendakian dengan nama yang unik-unik, pos I dengan nama Sikut dewo, Pos II canggal walangan dan Pos III Cacingan. waktu tempuh dari desa petak banteng menuju pos I sekitar 30 menit, dengan jalur yang langsung menanjak melewati perkampungan dan ladang pendudduk yang ditanami kol, kubis dan sayuran yang tumbuh di ketinggian, dipinggiran dari tanaman sayur di tanami carica buah yang pohonya mirip pepaya dan hanya tumbuh di dataran tinggi dieng.
Medan dari desa patak banteng menuju pos II
 uniknya lagi dari pohon carica selain hanya tumbuh di dataran tinggi dieng wonosobo, buanya tidak bisa di makan secara langsung seperti pepaya karena buanya banya mengandung getah. sehingga buah carica banyak diolah menjadi manisan yang akhirnya menjadi oleh-oleh khas wonosobo.
pohon carica
setelah melewati pos I sikut dowo, masih dengan track yang hampir sama perjalan dilanjutkan menuju pos II canggal walangan yang letaknya perbatasan antara ladang penduduk dan hutan cemara. waktu tempuh dari pos I menuju pos II sekitar 30 menit.
Pos II, Canggal Walangan
selepas pos II canggal walangan, track yang dilalui memasuki hutan cemara yang tidak terlalu lebat dan satu-satunya hutan sepanjang rute pendakian gunug prau. selain mulai memasuki hutan, track antara pos II dan pos III lebih menanjak dari sebelumnya, sehingga dibutuhkan waktu 45 menit, sedikit lebih lama dari pos-pos sebelumnya. pos III bernama cacingan, nama yang benar-benar sangat unik dan belum diketahui alasan pemberian nama itu.
pos III, Cacingan
pos cacingan merupakan dataran yang agak lebar di tengah hutan cemara, dari sini untuk menuju camp yang biasa digunakan pendaki gunung prau dibutuhkan waktu 30 menit. namun dengan medan yang semakin menanjak serupa tanjakan penyiksaan di gunung rinjani atau tanjakan setan gunung gede.
tanjakan menuju sunrisecamp
wlaupun tracknya berat, namun bial kita menoleh ke belakang akan terlihat desa patak banteng dan telaga warna yang seakan bisa menghapus capek yang ada. sunrise camp merupakan tempat favorit pendaki gunung prau untuk mendirikan tenda. dari sunrise camp bisa disaksikan matahari terbit ataupun akuhnya gunung sindoro-sumbing yang berdiri kokoh berdampingan seperti gambar kita waktu masih SD.
Gunung Sindoro-Sumbing dari Sunrise Camp
bagi yang tidak suka keramaian yang ada di sunrise camp, dapat berjalan sebentar sekitar 15 menit sampai padang lonte sore ataupun bukit teletubies yang lebih sepi untuk mendirikan tenda.
matahari terbit dari tenda
disarankan bila ingin melihat view desa patak banteng dan telaga warna dari dalam tenda lebih baik mendirikan tenda di padang lonte sore, walaupun risikonya harus menghadapi terjangan angin sepanjang malam.
view dari dalam tenda
selain dapat melihat telaga warna, di puncak gunung prau menghampir bukit-bukit berwarna hijau seperti rumah dalam acara anak-anak terkenal teletubbies.
bukit teleltubbies
view dari padang lonte sore
pemandangan menawan yang ada di gunung prau seakan melupakan kekecewaan awal karena tidak bisa mendaki gunung sindoro. ketidaksengajaan mendaki gunung prau ternyata berakhir manis. sehingga semangat untuk mendokumentasikan perjalanan ini dalam tulisan yang sempat surut seakan membuncah kembali, walaupun tulisan masih ala kadarnya dan masih perlu banyak belajar, namun seperti di katakanibu batutah
"Berkelana membuatmu terdiam takjub,
 lalu perlahan mengubahmu menjadi orang yang pandai bercerita"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar