Minggu, 20 April 2014

Sumbing, Sang lelanang

Gunung sumbing tingginya 3371 mdpl yang terletak di antara Kabupaten Wonosobo dan Temanggung. Gunung Sumbing letaknya bersebelahan dengan Gunung Sindoro, konon ceritanya Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro merupakan pasangan, dimana Gunung Sumbing sebagai lelaki dan Sindoro sebagai perempuanya.  Untuk menjaga sopan santun bila bertamu, Gunung Sumbing sang lelanang lah yang dikunjungi terlebih dahulu (awal rencan ingin langsung keduanya, tapi apa daya jalan raya di pulau jawa akhir2 ini kurang bersahabat sehingga rencana berantakan).

Jalur Pendakian Gunung Sumbing via Garung
ada beberapa jalur sebenarnya untuk mencapai puncak gunung sumbing, via garung, batusari, kecepit, cengklok dan kaliangkrik. karena awalnya ingin sekalian mengunjungi Gunung Sindoro, maka diputuskan untuk melalui jalur Garung.

Plang Penunjuk jalur garung di jalan raya wonosobo-temanggung
Garung merupakan nama sebuah dusun yang terletak di desa butuh, kecamatan kalikajar kabupaten wonosobo. Letak persisnya berada di antara jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Wonosobo dan Temanggung/ Magelang, yang ditandai dengan plang penunjuk di pinggir jalan sehingga mudah ditemukan.

Basecamp Gunung Sumbing

Dari plang yang ada di jalan raya Wonosobo - Temanggung/ Magelang, berjalan kaki 500 meter akan sampai pada basecamp pendakian yang didirikan karang taruna setempat untuk mengurus ijin dan sejenak beristirahat. setelah mengurur perijinan di basecamp, perjalanan kita lanjutkan menyusuri jalan desa garung sampai nanti bertemu masjid Al-mansyur yang merupakan persimpangan antara jalur lama dan jalur baru (oh iya, via garung ada dua jalur untuk mencapai puncak). pendakian kali ini mengambil jalur baru, sehingga dari persimpangan belok ke arah kanan (ke kiri via jalur lama) samapai menemukan jembatan ambil jalan kiri (ke kanan arah ladang penduduk). setelah ini jalur yang dilalui ladang penduduk yang ditanami bakau dan kubis sampai dengan batas hutan dengan medan mulai menanjak. tidak jauh dari batas hutan kita akan sampai di pos I (kedung) di dareah bosweisen dengan melewati sungai, ditempuh selama 1 jam 14 menit.

Pos I kedung
 selepas pos I di Kedung, pendakian via jalur baru melewati jalan yang semakin menanjak dari sebelumnya. vegetasi yang dilewati dari pos I menuju pos II di dominasi semak-semak dan sedikit pohon-pohon yang tidak terlalu besar (namun jalur ini lebih rindang daripada via jalur lama). setelah berjalan hampir sejam (tepatnya 56 menit) dari Pos I, sampai juga di Pos II Gatakan yang berada di ketinggian 2240mdpl. menurut peta yang diberikan saat mengurus ijin, disinilah letak mata air terakhir pendakian gunung sumbing, namun karena jalanya agak curam disarankan untuk membawa air dari basecamp. Gatakan merupakan satu-satunya pos sepanjang jalur pendakian yang terdapat shelter (baik via jalur lama ataupun baru).
Pos II gatakan

setelah melewati pos II gatakan, pemberhentian berikutnya adala Pestan (via jalur baru disebut pos III) yang merupakan titik pertemuan antara jalur lama dan jalur baru. pestan merupakan punggungan bukit yang terbuka (tidak ada pohon sama sekali) yang berada di ketinggian 2437mdpl. sebenarnya pestan tidak disarankan untk mendirikan camp, namun karena satu-satunya tempat datar yang cukup luas sepanjang perjalanan, banyak pendaki memilih mendirikan tenda disini. dari pos II Gatakan, pestan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 43 menit dengan medan yang lebih menanjak lagi dari sebelumnya.

Pestan 2437mdpl
tujuan berikutnya setelah pestan adalah Pasar watu. sesuai namanya, daerah pasar watu dipenuhi dengan batu-batuan baik besar maupun kecil. medan untuk mencapai pasar watu merupakan tanjakan tajam yang dipenuhi dengan bebatuan. waktu yang diperlukan untuk mencapai pasar watu dari pestan adalah 42 menit.

Pasar Watu

semua yang melakukan pendakian diharapkan hati-hati melewati pasar watu, karena selepas pasar watu kita harus mengambil jalur ke kiri yang agak menurun (banyak pendaki terkecoh mengambil jalan lurus yang terus menanjak karena dikira naik gunung kok ada turunan, namun jalan lurus ini buntu). setelah sedikit dapat bonus turunan, untuk mencapai watu kotak pos berikutnya harus melewati jalur yang sedikit memanjat.  watu kotak adalah tempat terakhir sebelum puncak yang paling memungkinkan untuk mendirikan tenda. watu kotak berada di ketinggian 2763mdpl, diberi nama watu kotak karena disini terdapat satu batu besar yang berbentuk kotak. dari pasar watu menuju watu kota ditempuh selama 32 menit.
Watu kotak 2763mdpl
dari watu kotak, tujuan berikutnya adalah puncak dengan medan yang terberat, tanjakan yang dipenuhi batu. ada beberapa puncak yang ada di Gunung Sumbing, Puncak sejati (jarang orang bisa kesini karena membutuhkan keahlian dan peralatan memanjat), Puncak Kawah dan Puncak Buntu (3371mdpl). sebelum menacapai puncak ada pertigaan untuk menuju masing-masing puncak.

pertigaan puncak
waktu yang diperlukan untuk mencapai pertigaan sebelum pucak dari watu kotak adalah 1 jam 13 menit.
puncak kawah

jika mengambil jalur kiri kita akan mencapai puncak kawah, dengan jalur yang agak landai selama sekitar 12 menit. sedang lurus dengan jalur yang masih menanjak seperti sebelumnya adalah puncak buntu (3371mdpl).
puncak buntu 3371mdpl

penampakan puncak sejati
dari puncak (baik puncak kawah ataupun buntu) kita bisa melihat sang wanita (sindoro), Gunung Slamet di ujung barat dan merap-merbabu di ujung timur.

sang wanita (sindoro) dari puncak buntu
secara keselurahan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Puncak Gunung Sumbing Via Garung lewat jalur baru membutuhkan waktu sekitar 6 jam 32 menit (diluar istirahat tentunya), dengan rincian ;
Basecamp - Pos I Kedung 1 jam 14 menit
Pos I Kedung - Pos II Gatakan 56 menit
Pos II Gatakan - Pestan 1 jam 43 menit
Pestan - Pasar Watu 42 menit
Pasar watu - Watu Kotak 32 menit
watu kotak - persimpangan puncak 1 jam 13 menit.
persimpangan - puncak 12 menit

sebagai penutup, dimana waktu pendakian masih berdekatan dengan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin baru jadi mengingatkan kata bijak dari henry dunant, bapak pandu dunia,
"Sebuah negara tidak akan kekurangan sosok pemimpin
 jika generasi mudanya sering berpetualang di hutan, gunung dan lautan"

1 komentar:

  1. Ralat Bung, tidak kebalik anda menyebut Sumbing sebagai lelaki dan sindoro perempuan?

    Masyarakat setempat menyatakan (nB: ayah saya dari temanggung) kalau Sindoro adalah lelaki karena berbentuk lebih kerucut (faham kan maknanya) maka dinamakan Sindoro.

    Sedangkan Sumbing: adalah sesuatu yang robek (seperti mulut sumbing, mulutnya robek alias tidak sempurna) maka dinamakan sumbing, dan dia lebih landai dari Sindoro. Maka kalau tata sopan santun dipatok yang harus dinaiki yang lelaki, Sindoro lah yang harus dinaiki terlebih dahulu.

    TAPI, memang banyak orang yang salah faham bahwa sumbinglah yag lelaki. Ah, entahlah. Yang jelas memberikan kelamin pada sebuah gunung (yang hakekatnya tak memiliki kelamin dan tak bisa kawin) adalah hal yang lucu.

    BalasHapus