Senin, 04 Agustus 2014

29 days, 29 mosques

bulan ramadhan adalah salah satu bulan suci bagi umat muslim di dunia, di bulan inilah diwajibkan bagi orang-orang yang beriman untuk menunaikan rukun islam yang ketiga, yaitu puasa dan segala ibadah sunnah yang hanya terdapat di bulan ini. salah satu ibadah sunnah yang dilakukan di bulan ramadhan adalah sholat tarawih setiap habis menunaikan sholat isya.
sejak berdomisili di jakarta, sudah beberapa kali ingin untuk menunaikan sholat tarawih di 30 masjid yang berbeda setiap harinya. sebenarnya rencana ini sudah dijalankan sejak tahun 2012, namun di 2 tahun sebelumnya selalu gagal untuk mencapai 30 masjid karena ada beberapa masjid yg di ulang karena sesuata dan lain hal. untuk itulah di bulan ramadha tahun 1435 H atau 2014 M ini, akhirnya keinginan itu bisa diwujudkan, walaupun hanya 29 masjid karena bulan ramadhan berjumlah 29 hari. 29 masjid yang saya kungjungi dalam 29 hari tarawih di bulan ramadhan ini sebagai berikut :

Hari Pertama (Masjid Istiqlal )

InteriorMasjid Istiqlal
Masjid istiqlal dibangun oleh presiden pertama RI Ir. sukarno, yang terletak di pusat kota Jakarta. letaknya bersebelahan dengan katredal yang melambangkan kerukunan umat beragama di Indonesia. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar se asia tenggara. ada yang unik dalam pelaksanaan sholat tarawih di masjid istiqlal, sholat tarawih dibagi dalam 2 gelombang, gelombang pertama 11 rakaat dan gelombang kedua 23 rakaat yang dilaksanakan setelah gelombang pertama. namun biasanya jumlah jamaah yang mengikuti sholat tarawih gelombang kedua tidak sebanyak gelombang pertama, contohnya pada tanggal 1 Ramadhan 1435 H (29 Juni 2014), saat gelombang pertama lantai dasar masjid istiqlal dipenuhi oleh jamaah sholat tarawih, namun begitu memasuki gelombang kedua tinggal 4 - 5 shaf saja. sebelum dimulai sholat tarawih berjaamah, biasanya dilakukan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh para qhori juara nasioanal dan internasional, serta pemberian tauziah atau caeramah
Taraweh masjid Istiqlal

Hari Kedua (Masjid At-Tien)

Masjid At-Tien
sesuai namanya, masjid ini didirikan untuk mengenang mendiang alm Ibu tien soeharto istri dari presiden kedua RI. ada yang unik dari 2 hari pelaksaan 30 days, 30 mosques kali ini, karena dua masjid awal yang dikunjungi didirikan oleh 2 presiden awal Indonesia, Istiqlal oleh Ir. Sukarano dan At-Tien oleh pak harto. letaknya di komplek TMII yang juga merupakan proyek kebanggaan presiden kedua RI atau sekitar 20 Km dari pusat kota jakarta (monas). untuk sholat tarawih berjamaah di masjid At-tien dilaksanakan sebanyak 23 rakaat dengan taukziah atau ceramah disela-selanya (sehabis rakaat delapan).

Interior masjid At-tien
 Hari Ketiga (Masjid Angke Al-Anwar)

Bangunan Masjid Angke Al- Anwar saat ini

salah satu masjid tertua yang ada di jakarta, didirikan pada tahun 1751 M (menurut tulisan yang ada di lingkungan masjid) atau 1761 M (menurut beberapa literatur yang pernah di baca) oleh seorang perempuan tiongkok yang bersuamikan seorang bangsawan dari banten yang dikenal dengan nama Tubagus angke ( yang dijadikan nama jalan di dekat lokasi masjid). Masjid yang berdiri sejak jaman kolonial saat indinesia lebih dikenal dengan hindia belanda dan jakarta masih bernama batavia sekarang kondisinya cukup memprihatinkan. bangunannya seakan lenyap di telan perkampungan yang ada di sekitarnya, apalagi letak masjid yang ada di dalam gang membuat masjid ini seakan terlupakan, hanya warga sekitar yang masih mengetahui tentang sejarah dan keberadaanya. letak persis masjid ini ada di jalan pangeran tubagus angke Gg Masjid I Rt 001/05 Angke, Tambora Jakarta Barat ata sekitar 7 Km dari Pusat Kota jakarta. untuk ibadah sholat tarawih di masjid Angke Al-Anwar dilaksanakan sebanyak 23 rakaat, dimana diselingi taukziah setelah sholat tarawih menjelang sholat witir. ada yang unik di msajid ini, setiap selesai melaksanakan sholat 6 rakaat, dikumandangkan bacaan shalawat.

Sisa-sisa Kemegahan Masjid Angke Al-Anwar
Hari Keempat (Masjid Al-Azhar)
 
Masjid Al-Azhar

Masjid yang didirikan 19 November 1953 ini pada awalnya bernama Masjid Agung Kebayoran Baru sesuai dengan lokasinya yang berada diJl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan. nama Al-Azhar dipergunakan pada tahun 1960 an atas usul dari Rektor Universitas Al-Azhar (Mesir) saat itu karena terkesan dengan keindahan Masjid saat itu. Jaraknya dari Pusat Kota Jakarta Sekitar 10 Km. untuk ibadah sholat tarawih di Masjid Al-Azhar dilaksanakan sebanyak 11 Rakaat, dengan diselingi Tauksiah setelah sholat Isya dan sebelum pelaksanaan sholat tarawih.
Interior Masjid Al-Azhar
Hari Kelima (Masjid Luar Batang)



Majid Luar Batang
Luar Batang itu berarti dareah diluar batang besar (groote boom) yang menutup pelabuhan pada malam hari, batang besar inilah gerbang masuknya kapal dari laut jawa ke sungai ciliwiung. Masjid Luar Batang sendiri didirikan tahun 1739 oleh Khatib Sayid Husein Bin Abu Bakar Bin Abdillah Al-laydrus atau Habib Husein atau Habib Luar Batang yang dimakakamkan dikomplek masjid ini yang banyak diziarahih oleh orang dari berbagi daerah. Letak Masjid Luar Batang tepatnya ada di Jalan luar batang V RT 4/3 No.1 Perkampungan Luar Batang Kelurahan Ancol Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Masjid ini menjadi salah satu dari 12 Destinasi Wisata Pesisir yang sedang digalakan pemerintah Jakarta Utara. jarak Masjid Luar Batang dari Pusat Kota Jakarta sekitar 8,2 Km. untuk pelaksanaan sholat tarawih, dikerjakan dalam 23 rakaat dan ada tausiah setelah sholat isya, menjelang pelaksanaan sholat tarawih.

Interior Masjid Luar Batang
Hari Keenam (Masjid Assalafiyah)


Interior Masjid Assalafiyah
Masjid Assalafiyah dahulu bernama Masjid Pangeran Jayakarta, karena Pangeran Jayakartalah yang mendirikan masjid ini pada tahun 1620 M. Pangeran Jayakarta merupakan bangsawan dari Kerajaan Banten yang menjdi musuh VOC di bawah Gubuner Jenderal Jan Pietersen Coen. Dan dikomplek masjid inilah makam dari Pangeran Jayakarta berada, yang baru di sebarluaskan keberadaanya di taun 1965 M untuk menghidari pengrusakan dari Belanda. Letak Masjid Assalafiyah berada di daerah Jatinegara Kaum, Pulo Gadung Jakarta Timur, jaraknya sekitar 11 Km dari Pusat Kota Jakarta. Nama Jatinegara Kaum tidak lepas juga dari sejarah Pangeran Jayakarta, saat membuka daerah tersebut dalam pelarian dari kejaran VOC daerah tersebut masih berupa hutan jati. Pelaksanaan sholat Tarawih di Masjid Assalafiyah sebanyak 23 Rakaat, tanpa ada tausiah, sehingga berlangsung lebih cepat.
Makam Pangeran Jayakarta di Kompleks Masjid Assalafiyah

Hari Ketujuh (Masjid Sunda Kelapa)

Gerbang Masjid Sunda Kelapa
Daerah Menteng selama ini sebagai daerah elite yang ada di jakarta, disanalah rumah2 milik para pejabat dan pengusaha yang sangat mewah banyak terdapat. Ternyata tidak hanya perumahan elite yang ada di Menteng, disana juga terdapat sebuah salah satu Masjid elite yang ada di Jakarta, Sunda Kelapa nama Masjidnya. Nama Sunda Kelapa tidak ada hubunganya dengan sejarah kota Jakarta yang dulu bernama Sunda Kelapa, namun nama itu diberikan karena masjid tersebut berada di Jalan Taman Sunda Kelapa 16 Menteng Jakarta Pusat, jaraknya sekitar 4,5 Km dari pusat kota jakarta. Masjid Sunda Kelapa didirikan tahun 1970 dan baru diresmikan 31 Maret 1971 oleh gubernur Ali Sadikin. untuk pelaksanaan sholat tarawih, dilakukan dalam 23 rakaat dengan tausiah sebelum sholat tarawih dimulai. ada yang unik dari pelaksanaan sholat tarawih disini, sebelum memulai sholat isya sambil menunggu jamaah yang lain di adakan pembacaan ayat suci Al Quran melalui big screen yang ada di sebelah mimbar imam.
  
Interior Masjid Sunda Kelapa
 Hari Kedelapan (Masjid Al Alam "si pitung" Marunda)

Masjid Al-Alam
Menurut informasi yang didapat, Masjid ini merupakan masjid tertua yang ada di Jakarta. Di dirikan tahun 1527 M oleh  fatahillah dan pasukannya saat akan menyerang sunda kelapa (nama Jakarta dahulu). Letaknya ada di tepi pantai marunda, tepatnya jalan Marunda Besar RT 09/Rw 01 Marunda Cilincing Jakarta Utara, jaraknya sekitar 23 Km dari pusat kota Jakarta. Walaupn didirikan oleh Fatahillah, Masjid ini lebih dikenal dengan nama Si Pitung, Jagoan Betawi yang jadi musuh VOC karena dijadikan tempat persembunyian Si Pitung saat dalam pelarian. bahkan di dekat masjid al alam terdapat rumah tinggal si pitung selama berada disana. Ada yang unik dari Masid Al Alam Marunda, disana masih terdapat tempat wudhu yang masih tradisional dengan menggunakan sumur timba, walaupun menggunakan air sumur timba namun air yang ada tidak berasa asin. untuk pelaksanaan sholat tarawih dilaksanakan 23 rakaat tanpa ada tausiah sebelumnya.
Interior Masjid Al Alam
 Hari Kesembilan (Masjid An Nawier)
MAsjid Al Nawier
 Masjid An Nawier didirikan tahun 1760 M dan terletak di jalan Pekojan Raya no 71 Jakarta Barat atau jaraknya 7 Km dari pusat kota jakarta. Bentuknya unik menyerupai sebuah benteng dan interior didalamnya terdapat banyak tiang-tiang yang menyangga bangunan masjid. untuk sholat tarawih, dilaksanakan sebanyak 23 rakaat. namun ada yang unik dari pelaksanaanya, sholat isya dimulai sekitar 50 menit setelah masuk waktu sholat isya.
Interior Masjid An Nawier
 Hari Kesepuluh (Masjid Al Riyadh)
Masjid Al-Riyadh
 Masjid yang terletak di daerah kwitang ini didirikan pada tahun 1938 oleh Habib Ali Alhabsji atau Habib Kwitang, yang juga mendirikan Majelis Ta'lim Kwitang yang merupakan majelis ta'lim tertua di Indonesia. Walaupun tidak besar dan mewah seperti Masjid Istiqlal ataupun Masjid Sunda Kelapa, masjid ini pernah diresmikan oleh Ir. Sukarno. Selain itu Pejabat2 Negara sampai sekarang sering mengunjungi masjid ini unutk berziarah di Makam Habib Ali Alhabsji atau Habib Kwitang yang ada di Kompleks Masjid ini, mulai Gubernur Fauzi Bowo, Presiden SBY sampai Cawapres Hatta Rajasa. Alamat Masjid ini ada di Jalan Kembangan VI RT001 RW 002 Kwitang Senen Jakarta Pusat. untuk pelaksanaan sholat tarawih di sini dilaksanakan 23 rakaat, namun yg unik adzan isya baru dikumadangkan 15 Menit setelah masuk waktu sholat isya.
Interior Masjid Al-Riyadh 
Hari Kesebelas (Masjid Hidayatullah)
Menara Masjid Hidayatullah Bersaing tinggi dengan gedung2
 Masjid ini didirkan tahun 1747 M oleh pengusaha batik asal tionghoa yang beragama muslim sehingga arsiteknya bergaya tionghoa. Letaknya di daerah Karet Semanggi, Setiabudi Jakarta Selatan, Tepatnya di Belakang Gedung Sampoerna Strategic yang berdiri kokoh di kawasan perkantoran Sudirman, jaraknya sekitar 7 Km dari pusat kota Jakarta. Masjid ini punya sejarah panjang yang menandai eksistensinya hingga saat ini, mulai dari jadi saksi bisu perjuangan melawan penjajahan hingga pergolakan melawan kapitalisme (Masjid ini sempat mau digusur untuk dibangun gedung perkantoran karena letaknya yang sangat strategis). untuk Pelaksanaan Sholat Tarawih, dikerjakan sebanyak 23 rakaat dengan tausiah sebelum sholat tarawih dimulai.
tiang penyangga dari kayu jati yang menjadi ciri khas

Hari Keduabelas (Masjid Al-Atiq)
Masjid Al Atiq
Masjid ini berdiri sejak tahun 1632 M oleh bangsawan dari kesultanan banten, masjid juga pernah diperbaiki oleh Fatahillah dan pasukanya saat mau menyerang batavi dengan menyusuri kali ciliwung. selain itu, masjid ini juga pernah dijadikan oleh  Pitung dan Ji'ih, dua jagoan betawi saat dikejar oleh kompeni. Masjid ini terletak Jl. Masjid I Rt003 Rw01 Kampung Melayu Besar Jakarta Selatan  atau 9 Km dari Pusat Kota Jakarta. Untuk Pelaksanaan Sholat Tarawihnya 23 Rakaat tanpa ada tausiahnya.
Interior Masjid Al ATiq
Hari Ketigabelas (Masjid Al-Mukarromah Kampung Bandan)
 
Masjid Al-Mukarromah Kampung Bandan

Masjid yang sudah berdiri sejak tahun 1879 M ini menjadi salah satu tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar karena terdapat 3 ulama besar yang ada di Batavia saat itu. selaian makam tiga ulama besar, masjid Al Mukarromah mempunyai keunikan dengan adanya pohon kurma yang tumbuh disana walaupun hanya satu batang. saat ini masjid bersejarah itu seakan ditelan oleh keramaian yang ada disekitarnya, seperti ancol dan mangga dua. Masjid ini letaknya ada di Jalan Lodan Raya Kampung Bandan Kelurahan Ancol Kecamatan Pademanagan atau sekitar 7 Km dari pusat kota Jakarta. untuk pelaksanaan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat.
Makam Para Habib di Masjid Al -Mukarromah
Hari Keempatbelas (Masjid Al-Mansur)
Masjid Al-Mansur

Masjid yang didirikan tahun 1717 Masehi ini dahulu bernama Masjid kampung Sawah sebelum berubah menjadi masjid Al-Mansur oleh abdul malik putra pangeran cakrajaya saat bergabung dengan pasukan Mataram ketika menyerang Batavia. nama Al- Mansur dii ambil dari nama pahlawan Nasional K.H. Mas Mansyur yang pernah tinggal dan berjuang melawan belanda di Masjid ini. untuk pelaksanaan sholat tarawih dimasjid ini sebanyak 23 rakaat dengan tausiah setelah sholat tarawih dan menjelang pelaksanaan sholat witir. yang unik dari pelaksanaan sholat tarawih di masjid Al- Mansur, setiap selesai 4 rakaat dilaksanakan pembacaan ayat suci Al - Qur'an oleh para jamaah sholat tarawih secara bergantian.
interior Masjid Al-Mansur
Hari Kelimabelas (Masjid Jakarta Islamic Center)
Masjid Jakarta Islamic Center

Masjid yang saat ini berdiri megah di daerah Koja, tepatnya jalan kramat jaya kelurahan tugu utara kecamatan Koja Jakarta Utara atau sekitar 13 Km dari pusat kota jakarta, awalnya merupakan sebuah lokalisasi terbesar di Jakarta, Kramak Tunggak yang dilegalkan oleh Gubernur Ali Sadikin. Didirikan tahun 2002 dan diresmikan oleh Gubernur Sutiyoso. Saat ini Masjid Jami Jakarta Islamic Center yang berdiri seakan menjadi oase untuk daerah sekitar yang terkesan kumuh karena terletak dekat daerah pelabuhan. Unutk pelaksanaan Sholat Tarawih di Masjid Jakarta Islamic Center seperti di Masjid Istiqlaq, di bagi dalam 2 kloter, 11 rakaat dan 23 rakaaat, namun sayang hanya sedikit yang mengikuti 23 rakaat.
Interior Masjid Jakarta Islamic Center
Hari Keenambelas (Masjid Kampung Baru Bandengan)
Msjid Kampung Baru Bandengan
 Masih didaerah pekojan atau kampung arab, ada satu lagi masjid tua yang sudah ditetapkan oleh Pemprov Jakarta sebagai Cagar Budaya. Berdiri sejak Tahun 1743 Masehi, terletak di jalan Bandengan Selatan Pekojan Jakarta Barat atau 7,5 Km dari pusat Kota Jakarta. Didirikan oleh keturunan moor yang mendiami wilayah pekojan. untuk pelaksanaan sholat berjamaah dilaksanakan sebanyak 23 rakaat tanpa tausiah, bahkan dimasjid  inilah sholat tarawih tercepat dari 29 masjid yg dikunjungi.

Interior Masjid yang tidak bisa membohongi usianya
Hari Ketujuhbelas (Masjid Al Ma'mur Cikini)
Masjid Al-ma'mur

 Masjid yang didirikan tahun 1860 Masehi ini syarat akan cerita yang berhubungan dengan perjalanan bangsa ini, terutama dalam perjuangan merebut kemerdekaan. beberapa kali berpindah tempat berbagai alasan (dulu bahanya terbuat dari bambu sehingga banguna masjid bisa di angkat) hingga akhirnya berdiri di tempat yang sekarang di Jalan Raden Saleh 30 Jakarta Pusat. Akhirnya bangunan bambu dipugar oleh H. Agus Salim dan tokoh-tokoh dari syarikat islam, sehingga ada lambang bulan bintang yang merupakan lambang syarikat islam di depan Masjid. untuk pelaksanaan sholat tarawi sendiri sebanyak 23 rakaat dengan tausiah sebelum dimulainya sholat tarawih.
Bangunan duplikat Masjid
Hari Kedelapanbelas (Masjid Al Ma'mur Kebon Kacang)
Masjid Al Ma'mur berdampingan dengan pasar tanah abang
 Masjid yang sudah berdiri sejak tahun 1704 Masehi ini letaknya persis di samping pusat perbelanjaan yang sudah terkenal saentaro negeri, tanah abang. Bahkan masjid ini lebih dulu berdiri dari pasar tanah abang, menurut beberapa literatur yang di dapat, pasar tanah abang awalnya bernama pasar sabtu yang hanya buka di hari sabtu untuk menyaingi pasar senen yang sudah lebih dulu ada. Letak Persisnya di Jalan KH Mas Mansyur No 6 Tanah Abang Jakarta pusat atau sekitar 4,5 Km dari pusat kota jakarta. didirikan oleh KH Mas Muhammad Asyuro yang merupakan bangsawan Mataram tersisa dari penyerangan Sultan Agung ke Batavia. untuk pelaksanaan sholat tarawih di masjid al ma'mur dilaksanakan sebanyak 23 rakaat tanpa tausiah.
bagian dalam masjid yang luas, mampu menampung 3000 jamaah
Hari Kesembilanbelas (Masjid Cut Meutia)
Nampak luar tidak seperti masjid
Bangunan yang digunakan untuk masjid Cut Meutia didirikan tahun 1879 Masehi, namun peruntukan awalnya untuk gedung pengembangan perumahan bagi orang-orang belanda yang ada di Indonesia saat itu, saat ini perumahan itu di kenal dengan kawasan Menteng. Seiring berjalanya waktu bangunan tersebut di rubah fungsinya berkali-kali sebelum menjadi Masjid Cut Meuitia saat ini, mulai Kantor Pos, jawatan kereta api belanda, kantor kompetai angkatan laut jepang, balaikota jakarta pusat, kantor dinas perumahan jakarta, Gedung MPRS hingga KUA. hingga di awal 1970an dirubah menjadi Masjid oleh angkatan 66 seperti akbar tandjung dan fahmi idris dengan bantuan Jenderal A.H. Nasution dengan nama Masjid Al Jihad sebelum namanya berubah nama menjadi Masjid Cut Meutia. inilah  yang mendasari mengapa bentuk masjid Cut Meuitia yang tidak sepertia masjid pada umumnya. untuk pelaksanaan sholat tarawih, sebanyak 11 rakaat dengan tausih sebelum dimulai sholat tarawih.
bentuknya tidak seperti masjid pada umumnya
 Hari Keduapuluh (Masjid Jami Tambora)

Masjid Jami Tambora
Dari namanya kita bisa mengira siapa yang mendirikan masjid ini? ya, masjid jami Tambora didirikan oleh ulama yang berasala dari Kaki gunung Tambora yang ada di Sumbawa pada tahun 1761 Masehi dan merupakan masjid tertua nomor 6 di jakarta. Letaknya berada di Jalan Tambora Masjid no 11 Jakarta Barat atau sekitar 5,5 Km dari pusat kota Jakarta. Masjid ini tepat berada disebelah kali kali krukut dengan alasan disinilah dulu orang-orang mengambil air wudhu sebelum menunaikan ibadah sholat, karena dahulu kali ini sangat jernih. untuk pelaksanaan sholat tarawih di masjid Jami Tamboar sebanyak 11 Rakaat.
Interior Masjid Jami Tambora
 Hari Keduahpuluhsatu (Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia)
Masjid Baitul Ihsan yang megah
Masjid Baitul ihsan berada di komplek perkantoran bank indonesia yang berada di jalan thamrin, namun masjid Baitul Ihsan sendiri terletak di Jalan Budi Kemuliaan yang berada di bagian barat komplek perkantoran bank indonesia atau jaraknya sekitar 2,5 Km dari pusat kota jakarta. diresmikan penggunaanya pada tanggal 18 mei 2001 merupakan salah satu masjid termegah yang ada di Jakarta. untuk pelaksanaan sholat tarawih sendiri, dilakukan sebanyak 11 rakaat dengan tausih sebelum pelaksanaan sholat tarawih.
bagian dalamnya pun sangat megah
 Hari Keduahpuluhdua (Masjid Al Alam Cilincing)
Masjid Al Alam Cilincing
Masjid ini mungkin tidak setenar "kembaranya" Masjid Al Alam Marunda yang lebih dikenal dengan nama masjid si pitung, namun masjid yang juga didirikan oleh fatahillah saat akan merebut sunda kelapa dari portugis ini sangat besar nilainya bagi sejarah jakarta dan indonesia. Didirikan pada tahun 1527 masehi dan merupakan masjid tertua yang ada di jakarta (sama dengan masjid al alam marunda). Letaknya berada di jalan rekreasi cilincing Jakarta utara, tepatnya di sebelah pasar ikan cilincing atau 18 Km dari pusat kota jakarta. untuk pelaksanaan sholat tarawih, sebanyak 23 rakaat.
Bnetuk bangunan menunjukan umurnya
Hari Keduahpuluhtiga (Masjid Kebon Jeruk)
Masjid Kebon Jeruk
Ini merupakan masjid pertama yang didirikan oleh muslim tionghoa di Jakarta, tepatnya di tahun 1786 masehi. Letaknya sebenarnya bukan di daerah Kebon jeruk tetapi di Jalan Hayam Wuruk Jakarta Barat yang memang merupakan daerah pemukiman tionghoa sejak jaman dahulu, jaraknya sekitar 3 Km dari pusat kota jakarta. inilah alasan yang menjelaskan tentang pembangunan masjid ini oleh muslim tionghoa yang minoritas di Indonesia. untuk pelaksanaan sholat tarawih di masjid kebon jeruk sebanyak 23 rakaat.
Interior Masjid Kebon Jeruk
Hari Keduahpuluhempat (Masjid At Taibin)
Masjid At Taibin
Masjid At Taibin terletak di sekitar komplek perniagaan senen, tepatnya di belakang kantor Kementerian Keuangan, Jalan Senen Raya IV Jakarta Pusat. Letaknya ini berkaitan juga dengan sejarah pendirianya, didirikan oleh para pedagang pasar senen pada tahun 1815 masehi, pernah dijadikan markas pasukan siliwangi di saat perjuangan kemerdekaan, sampai pernah mau digusur untuk pembangun komplek perniagaan senen. untuk pelaksanaan sholat tarawih sendiri sebanya 11 rakaat, dengan tausiah sebelum dimulai sholat tarawih.
4 tiang penyangga dari kayu di bagian tengah masjid
Hari Keduahpuluhlima (Masjid Nurul Abror Mangga Dua)
Masjid Nurul Abror
mungkin banyak yang tidak tau, diantara gemerlap mangga dua ada sebuah masjid bersejarah yang mempunyai cerita panjang. terletak di Jalan Mangga Dua dalam Jakarta Pusat yang berjarak 5 Km dari Pusat Kota Jakarta. Berdiri sejak tahun 1841 Masehi, masjid ini ditetapkan menjadi slah satu cagar budaya oleh Pemprov DKI Jakarta. Untuk pelaksanaan sholat Tarawih, sebanyak 23 rakaat dengan tausiah sebelum pelaksanaan sholat witir.
Bangunan Lama Masjid
Hari Keduahpuluhenam (Masjid Al Anshor)
Masjid Al Anshor
Masjid Al Anshor terletak di Jalan Pengukiran II Pekojan jakarta barat atau 6 Km dari pusat kota jakarta. Letaknya ada di dalam gang sempit di daerah pekojan atau yang dikenal dengan kampung arab, lokasinya ini akan menyulitkan orang yang akan datang kesana. berdiri sejak tahun 1648 masehi dan merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta yang dibangun oleh orang-orang india muslim. untuk pelaksanaan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat.
sisa kebesaran masa lampau masjid al anshor
Hari Keduahpuluhtujuh (Masjid Al Islam)
Masjid Al Islam
Salah satu masjid yg tidak bisa di lepaskan dari sejarah tanah abang, didirikan oleh bangsawan dari minangkabau, sultan raja burhanudin pada tahun 1770 masehi dikarenakan banyak pedagang pasar tanah abang yg tidak melaksanakan sholat karena jauhnya letak masjid. Letaknya berada di jalan K.S. tubun 61 petamburan jakarta pusat atau sekitar 5 km Dari pusat kota jakarta. Untuk pelaksanaan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat.
interior masjid al islam
Hari Keduahpuluhdelapan (Masjid An Nur Celaket)
 
Masjid An Nur

Masjid yg didirikan pads tahun 1911 masehi ini oleh salah satu waliyulloh sayyid sulaiman merupakan masjid tertua kedua di kota Malang setalah masjid agung Jami. Letaknya agak masuk jauh me dalam gang di jalan jagung suprapto gang 2 celaket Malang atau sekitar 2 km Dari pusat kota Malang (tugu). Untuk pelaksanaan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat.
interior masjid an nur
Hari Keduahpuluhsembilan (Masjid Agung Jami MALANG)
 
Masjid Agung Jami

Terletak di tengah kota Malang tepatnya jalan merdeka barat, yg menyimbolkan penataan pusat kota jaman hindia belanda di mana terdapat kantor bupati, penjara Dan masjid. Didirikan sejak tahun 1890 masehi yang merupakan masjid tertua di kota Malang. Masjid agung Jami merupakan ikon kota Malang layaknya masjid istiqlal di jakarta. Untuk pelaksanaan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat.
Interior Masjid Agung Jami

Dari perjalanan masjid to masjid di bulan suci ramadhan ini memberikan banyak pelajaran yg baru didapatkan. Salah satunya tentang kota jakarta, banyak yg bilang selama ini jakarta macet, panas, banjir dan segala keluh kesah yang lain, namun dari perjalanan ini, saya mendapat gambaran jakarta dari sisi yang lain. Ternyata jakarta kota yang bersejarah dan mempunyai subangsih besar terhadap berdirinya republik ini, peninggalanya pun masih banyak yg berserakan seakan terlupakan. Ini membuat pandangan tentang jakarta sedikit berubah, bahwa jakarta tidak hanya seperti yg dikeluhkan banyak orang.
Ternyata untuk suatau hal yang sama bisa berbeda makna, tergantung dari mana kita melihatnya. Atau bisa dijadikan sebuah quote :

" suatu hal yang sama, bisa memiliki makna yang berbeda, tergantung dari mana kita
melihatnya".

So jangan menilai sesuatu itu benar atau salah jika baru melihat dari satu sisi saja.