Rabu, 17 Agustus 2016

Argopuro, jalur terpanjang jawa


Gunung Argopuro
ditengah hiruk pikuknya suasan gunung akhir-akhir ini, terutama untuk gunung-gunung di pulau jawa, seakan susah untuk menemukan gunung yang menunjukan hakikatnya sebagaia gunung, sepi dan tenang. Argopuro mungkin bisa menjadi salah satu pilihan yang pas, bila menginginkan suasan gunung yang sepi dan tenang, bukan lagi pasar yang dipindahkan ke ketinggian (bahkan pernah mendapatkan pengalaman tidak mendapatkan lapak untuk tenda di gunung slamet dan harus bermalam beratapkan langit di pinggiran jalur pendakian, padahal gunung slamet dulu dikenal sebagai gunung yang di anggap menantang). Saat pendakian terakhir kemarin (7-10 Agustus 2016), suasananya tidak jauh berbeda dengan tahun 2009, bahkan boleh dikatakan lebih sepi.
peta jalur gunung argopuro
Ada beberapa alasan mengapa gunung argopuro masih belum ramai layaknya pasar, pertama, berkaitan dengan track yang panjang sehingga mebutuhkan waktu tempuh minimal 4 hari 3 malam (walaupun ada beberapa "orang luar biasa" yang bisa mendaki argopuro dalam waktu kurang dari 20 jam alias tek-tok). Kedua, lokasinya yang sangat jauh, untuk basecamp baderan, dengan kendaraan pribadi dibutuhkan waktu sekitar 6-7 jam dari bandara djuanda, sementara untuk jalur bermi dibutuhkan waktu sekitar 5 jam dari bandara djuanda, di tambah masih sangat minimnya sarana angkutan umum yang tersedia. Gunung Argopuro sendiri berketinggian 3088mdpl dan terletak di kabupaten, Jember, probolinggo dan situbondo. Untuk jalur pendakian, sampai saat ini yang resmi ada dua, via baderan di situbondo dan via bermi di probolinggo dengan medan dan pemandangan yang berbeda, lebih baik jika naik dan turunya dari jalur yang berbeda.
basecamp Baderan
sebelum memulai pendakian, kita harus melakukan perizinan dengan membayar tarif IDR20.000/hari untuk hari biasa dan IDR30.000/hari untuk hari libur. Untuk jalur bermi, perizinan dilakukan dirumah bapak arifin, sementara jalur baderan terdapat basecamp yang dikelola BKSDA Jatim. Jalur yang biasa digunakan adalah naik via baderan dan turun via bermi (dulu kedua jalur ini ketemu dicisentor, sekarang bertemunya di sabana lonceng menjelang puncak. Ada alasan mengapa jalur baderan-bermi yang sering dipilih para pendaki, karena jalur baderan lebih bersahabat bagi lutut di bandingkan jalur bermi walaupun lebih panjang jalurnya.

Day 1 (cikasur camp)
 dari basecamp di desa baderan, dibutuhkan waktu 10-14 jam untuk sampai di cikasur, tergantung otot kaki  masing-masing (untuk pendakian tahun 2009 waktu yang dibutuhkan sekitar 9 jam, dan di tahun 2016 sekitar 12 jam). perlu diketahui juga, hari pertama atau jalur dari basecamp ke cikasur merupakan track terberat untuk pendakian via baderan. perjalanan di awali dengan melawati ladang penduduk yang langsung disambut tanjakan dengan medan bebatuan atau makadam yang melalui ladang penduduk, sampai ladang penduduk dibutuhkan waktu sekitar 75 menit atau bisa dengan naik ojek dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dengan tarif IDR35.000 sampai dengan batas hutan, walaupun ojeknya juga mau mengantarkan sampai cikasur, tapi tidak direkomendasikan karena medanya sangat terjal dan tidak layak dilewati motor, selain itu, naika ojek akan mengurangi esensi dari mengapa kita naik gunung.
mata air 1
tempat peristirahatan pertama yang direkomendasikan untuk jalur ini adala mata air 1, dibutuhkan waktu 4 jam dari basecamp untuk sampai mata air 1. selepas batas hutan dan ladang, jalan makadan akan berganti tanah yang apabila musim hujan akan menjadi becek dan bila musim kemarau akan menjadi berdebu. Jalurnya lebih menanjak dari sebelumya, usahakan hindari jalur motor karena jalurnya lebih licin dan berat, di kanan kiri jalur motor ada jalur potong yang lebih rekomended untuk dilalui. Mata Air sebuah datara yang agak luas yang yang mampu menampung 3-4 tenda dan didekatnya terdapat sumber air.
Mata air 2
pemberhentian berikutnya yang direkomendasikan adalah mata air 2, jaraknya sekitar 2 jam dari mata air 1 dengan track masih sama tapi kemiringan yang semakin mendekati 90 derajat (mungkin ini track terberat di hari pertama). mata air 2, suasananya tidak jauh berbeda dengan mata air 1, ada tanah lapang yang mampu memuat 3-4 tenda dan juga sumber air, yang membedakan jarak sumber air disini lebih jauh dari mata air 1.
selepas mata air 2, sedikit disambut tanjakan, namun selanjutnya akan dimanjakan lutut kita dengan track yang landai sampai dengan cikasur. vegetasinya juga mulai berganti dari hutan dengan pohon-pohon besarnya dengan padang rumput atau yang lebih kita kenal dengan sabana, mulai dari yang kecil sampai yang luas dan puncaknya ada di cikasur. dari mata air 2, dibutuhkan waktu sekitar 3-5 jam untuk sampai dicikasur.
jalur menuju cikasur
cikasur sendiri merupakan sabana yang sangat luas, bahkan di jaman penjajahan pernah dijadikan lapangan terbang dan masih menyisahkan bekas-bekasnya sampai saat ini, juga ada beberapa bangunan yang tinggal pondasinya yang menggambarkan peradaban masa lampau. dicikasur juga terdapat pondok atau shelter yang bisa memuat 3 tenda. dicikasur juga terdapat sungai yang ditumbuhi selada air yang hampir menutupi sungai. Sungai di cikasur airnya sangat jernih, bahkan kalau diminum langsung masih lebih segar dari air kemasan. sungai dikasur juga layak banget untuk digunakan mandi, tp hati-hati di siang haripun airnya masih lebih dingin dari air jakarta di malam hari. Untuk selada air bisa langsung dikonsumsi tanpa harus dimasak, apalagi ditambah dengan bumbu pecel, sebuah perpaduan yang memanjakan lidah.
sungai qolbu dan selada airnya

Day 2 (cikasur camp)
cikasur
karena sampai di cikasur malam hari, akhirnya diputuskan untuk dua malam kita bermalam dicikasur, agar bisa eksplore cikasur lebih jauh (dan setelah 2 malam di cikasur, masih banyak tempat yang belum sempat didatangi, bahkan saya dengan 2x kunjungan), walaupun tidak kemalaman disarankan untuk tetap dua malam ngecamp disini. kurang nyaman apa cikasur kalau pagi saja kita akan dibangunkan oleh burung merak yang saling bersahutan di pagi hari dan berjemur sinar matahari di dekat tenda, jika beruntung seperti kami, burung merak berjemur dengan anggunya tepat di pohon dibelakang tenda kami. saat malam tiba, kita akan melihat langit yang luas, tanpa ada sedikitpun ada polusi cahaya, sehingga bintang-bintang dapat memancarkan cahaya denga sempurna, bintang jatuh juga terlihat tiada henti seperti sambung menyambung, juga galaksi bima sakti juga menampakan dengan jelas wujudnya disini.
cikasur
Di cikasur, persediaan kayu juga melimpah (perlu diingatkan kalau mencari kayu harus yang sudah tumbang dan mati jangan menebang yang masih hidup), sehingga kita bisa membuat api unggun, bisa dibayangkan momen bercengkeraman bareng sahabat dihangatkan api unggun,sebuah kisah klasik untuk di kenang di masa depan.
pagi di cikasur

Day 3 (Rawa embik camp)
jalur menuju cisentor
walaupun belum puas menikmati indahnya cikasur, mau tidak mau, suka tidak suka, perjalanan harus dilanjutkan. Rencana awal hari ketiga kita akan bermalam di sabana lonceng, sabana luas yang menjadi persimpangan jalur antara puncak rengganis dan puncak argopuro. namun setelah didiskusikan baik-buruknya, terutama terkait persediaan air, akhirnya diputuskan untuk mendirikan tenda di rawa embik, tempat sumber air terakhir berada.

cisentor

sebelum mencapai rawa embik, kita harus melalu dulu cisentor yang dulunya merupakan jalur persimpangan jalur baderan dan bermi (sejak tahun 2016, dibuat jalur tembus langsung dari cemoro limo menuju sabana lonceng tentu dengan medan yang jauh menanjak, namun dengan waktu tempuh jauh lebih cepat). karena itu saat ini jarang sekali pendaki bermalam di cisentor, walaupun "fasilitas" yang ditawarkan tidak kalah dengan cikasur, ada sungai dengan selada airnya (walaupun airnya tidak sejernih cikasur dan selada airnya juga tidak seenak cikasur), dan shelter yang mampu memuat 3 tenda. di cisentor juga terdapat banyak lahan datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda, sehingga tidak perlu khawtir kehabisan "lapak".
rawa embik
dari cikasur dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan medan yang masih memanjakan lutut dan mata, karena sepanjang jalan membentang sabana hijau yang diselingi tumbuhan verbena yang berwarna ungu yang membentuk perpaduan indah dengan rerumputan yang berwarna hijau, ditambah langit biru yag diselingi awan putih, menjadikan "rame" seperti warna-warni pelangi. menjelang cisentor kita akan melewati turunan sedikit terjal melewati punggungan bukit, kalau beruntung kita bisa melihat luntung yang bercengkeraman di atas pohon tanpa menghiraukan kehadiran kita (sebelum mata air 1 kita juga menjumpai monyet).
setelah dari cikasur, kita akan menuju rawa embik, sebuah lembah yang terdapat sumber air terakhir sebelum puncak. dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dari cisentor untuk sampai di rawa embik. walaupun tidak seperti cikasur, di rawa embik terdapat dataran yang sedikit luas yang bisa menampung sampai 5 tenda, air jernih yang segar walaupun tidak sebesar cikasur dan cisentor, juga banyak kayu yang bisa dijadikan sebagai api unggun. perlu diketahui juga, saat malam dan dini hari suhu udara di rawa embik sangat dingin, bahkan paling dingin diantara tempat bermalam yang lain, jadi disarankan untuk membawa baju yang lebih hangat.
sabana lonceng

Day 4 (bermi camp)
puncak argopuro dari sabana lonceng
rencana awalnya, hari keempat kita akan bermalam lagi di taman hidup, namun apa daya saat bercengkraman di dekat api unggun malam sebelumnya, persediaan beras tidak mencukupi untuk bermalam 1 hari lagi, jadi rencana hari keempat bermalam di taman hidup harus dihapus. Selain itu, kita berangkat dari rawa embik juga lebih pagi dan berjalan lebih cepat agar sampai di bermi tidak kemalaman, tapi apa daya walaupun berjuang hampir 11 jam masih saja sampai di bermi sudah malam.
puncak rengganis
dari rawa embik, tujuan berikutnya adalah sabana lonceng yang membutuhkan waktu 1-2 jam dengan medan yang masih sedikit menanjak seperti hari sebelumnya. dari sabana lonceng bila ambil ke kiri kita akan menuju puncak rengganis, bila belok kanan menuju puncak argopuro, dan lurus merupakan jalur tembus langsung ke cemoro limo tanpa harus melewati cisentor lagi (bisa memotong waktu hingga 6 jam).
 puncak rengganis dari sabana lonceng dibutuhkan waktu sekitar 20 menit, dengan medan yang sedikit menanjak. di puncak rengganis inilah terdapat petilasan dewi rengganis dan bagi yang mempercayai, puncak rengganis sangat mistis, dan orang tertentu dapat melihat hal-hal yang ghaib. di sekitar puncak rengganis juga ada puing-puing dan sisa pondasi yang konon katanya sisa-sisa dari istana dewi rengganis. dewi rengganis sendiri ada beberapa versi yang menjelaskan siapa sosoknya sebenarnya, ada cerita dewi rengganis selir dari raja majapahit yang diasingkan, adapula versi dewi rengganis itu putri dari majapahit yang dibuang. puncak rengganis sendiri berada di ketinggian 2940mdpl, lebih rendah dari puncak argopuro namun memiliki pemandangan jauh lebih indah.
puncak argopuro
sementara puncak argopuro, dari sabana lonceng dapat ditempuh dalam waktu 15 menit, dengan track jauh lebih menanjak daripada menuju puncak rengganis. puncak argopuro tertutup pepohonan sehingga kita tidak bisa melihat apa-apa selain pepohonan. puncak argopuro berada di ketinggian 3088mdpl, gunung tertinggi nomer 10 dijawa, tapi dengan track yang paling panjang.
jalur potong menuju cemoro limo
jalur potong dari sabana lonceng menuju cemoro limo sangat terjal, kita harus menuruni punggungan bukit-bukit secara memutar, di bukit selepas sabana lonceng kita akan bisa melihat dana taman hidup, walaupun sudah terlihat, masih dibutuhkan waktu 4 jam untuk sampai di taman hidup. setelah berjalan melewati turunan terjal sekitar dua jam, kita akan sampai di cemoro limo, didekatsinilah percabangan dengan jalur ke cisentor bertemu (jalur lama). dari cemoro limo, dengan track yang masih sama turunan terjal harus dilalui sekitar 1 jam. selepas itu kita akan memasuki hutan lumut yang sangat rapat yang bahkan susah ditembus cahaya matahari, namun dengan medan yang landai dan lebih bersahabat dengan lutut. namun masih dibutuhkan waktu satu jam untuk bisa ke taman hidup (sebenarnya tidak lama setelah masuk hutan lumut, kita sudah bisa melihat taman hidup, namun karena area camp ada di ujung satunya kita harus mumatari separuh taman hidup menembus hutan lumut). total dari cemoro limo dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai taman hidup.
cemoro limo
dari taman hidup untuk menuju bermi, masih dibutuhkan waktu sekitar 3-4 jam, tergantung sisa tenaga dan daya tahan lutut, dengan medan yang masih menuru dan melintasi hutan lumut, yang nantinya diselingi sedikti hutan damar yang di akhiri ladang penduduk yang agak panjang sekitar 1 jam.
taman hidup
panjang perjalanan yang telah dilalaui sebenarnya bukanlahmedan gunung argopura yang kita taklukan, tapi ego kita, diri kita sendiri selama hampir empat hari yang benar-benar menguras energi dan mental. seperti yang dikatakan oleh Sir Edmund Hilary sang penakluk everest setelah menjadi orang pertama yang menginjakan kakinya disana (walaupun itu karena tenzing norgey sang sherpa yang berjalan didepannya mengalah) :

It is not the mountain we conquer, but OURSELVES