Kamis, 15 September 2016

Tour de Jogja

pemandangan dalam perjalanan tour de jogja

setelah di tahun-tahun sebelumnya sudah dilakukan beberapa perjalanan sepeda jarak jauh dalam rangka merajut indonesia dengan tajuk tour de nusantara. seperti di tahun 2014, perjalanan dengan tajuk "cycling home" dari jakarta menuju malang (baca juga cycling home ).  Dilanjutkan di tahun 2015 dengan perjalanan yang di beri tajuk "tour de nusantara (part I) dari malang menuju Labuan bajo di pulau flores NTT (baca juga tour de nusantara part I). Ditahun 2016 ini, sebenarnya rencana besarnya adalah perjalanan menyusuri pulau sulawesi yang eksotis, namun sebelum itu butuh dilakukan persiapan dan uji coba yang matang agar perjalanan dapat berjalan lancar. Akhirnya disusunlah sebuah perjalanan singkat yang dapat digunakan sebagai pemanasan. Sempat ada dua alternatif perjalanan yang terpikir untuk digunakan sebagai pemanasan, perjalanan menuju jogja dan perjalanan menuju madura. Dengan berbagai pertimbangan baik dan buruknya, pada akhirnya dipilihlah jogja sebagai destinasi perjalanan selanjutnya yang digunakan sebagai pemanasan, dan perjalanan di beri tajuk "Tour de Jogja".
pantai goa cemara, banantul jogjakarta
Pemilihan jogja sebagai destinasi yang dipilih bukanlah tanpa alasan, selain jogja dikenal sebagai kota wisata dengan obyek-obyek wisatanya yang eksotis, hal lain yang menjadi pertimbangan utama adalah bahwa jogja merupakan satu-satunya dari enam provinsi di pulau jawa yang belum pernah saya jelajahi dengan sepeda. Akhirnya setelah melakukan beberapa persiapan, perjalanan akan dilaksanakan tanggal 5 september 2016, dengan perjalanan yang sedikit berbeda dengan biasanya. Bila perjalanan-perjalanan dilakukan satu arah, perjalanan kali dilaksanakan secara pulang-pergi (PP), sehingga total perjalanan yang ditempuh sejauh 728,11 Km (jarak sebenarnya Malang - jogja sekitar 350 Km) yang ditempuh dalam waktu 4 hari.

Day 1
 
perjalanan hari pertama
Perjalanan dimulai pada tanggal 5 September 2016 pukul 05:08 Wib, dari arah Malang di arahkan ke selatan menuju kota blitar yang jaraknya sekitar 71 Km, dengan medan sebagian besar datar yang sangat bersahabat dengan lutut. Kota Malang dan Blitar dibatasi oleh dua buah danau buatan atau waduk, yaitu waduk karangkates dan waduk lahor. bila kita lewat waduk karangkates akan melalui medan yang sedikit lebih berat karena terdapat turunan tajam yang disambut langsung dengan tanjakan yang tajam, sangat menguras tenaga tentu saja. Untuk perjalanan kali ini, perjalanan dilewatkan waduk lahor yang lebih bersahabat bagi lutut, karena perjalanan yang akan ditempuh masih sangat jauh. Dan pemberhentian pertama perjalanan kali ini ada di waduk lahor setelah berpeluh keringat sekitar 1 jam 50 menitan dengan menempuh jarak sekitar 37 km. Disini menyempatkan diri lagi untuk membahasi tenggorokan dengan air dan buah apel untuk sekedar mengganti keringan yang sudah dikeluarkan, walaupun perjalanannya belum begitu berat.
waduk lahor
Selepas waduk lahor, medan yang harus dihadapi sedikit lebih berat dari sebelumnya. Jalanya mulai sedikit menanjak yang diselingi turunan, cukuplah untuk membuat lutut berkeringat. Untuk perjalanan kali ini, tidak mengambil jalur melewati wlingi maupun pusat kota blitar. Dari kesamben, saya mengambil jalur menuju kanigoro (ibukota kabupaten blitar), yang nantinya tembus di pinggiran kota blitar dekat dengan terminal tanpa harus melalui pusat kota yang sedikit memutar. Blitar sendiri dikenal sebagai kota yang membesarkan the founding father sekaligus presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Di blitar pulalah, Ir. Soekarno atau yang akrab dengan sebutan bung karno disemayamkan untuk selama-lamanya. Selain itu di blitar pula banyak peninggalan-peninggalan purbakala masa lampau yang menunjukan eksistensi kota blitar sejak dahulu kala, sala satu peninggalan yang cukup terkenal adalah candi penataran.
makam bung karno
Setelah berjalan sekitar 2 jam, perjalanan berhenti sejenak di kota blitar untuk sarapan sebagai pengganti tenaga yang mulai banyak terkuras setelah menempuh jarak 74 Km, dengan pecel makanan khas kota blitar (sebenarnya ada beberapa kota di jawa timur yang memiliki makanan khas pecel selain blitar seperti tulungagung dan madiun). setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju kota tulungagung, jarak antara kota tulungagung tidak terlalu jauh,sekitar 30 km atau 2 jam dengan bersepeda dengan medan yang landai dan lurus, medan yang sangat bersahabat dengan lutut tapi sangat membosankan dan membuat mengantuk.
Selepas tulungagung, kota berikutnya adalah trenggalek, kota kecil yang berada di sisi selatan pulau jawa dan dikelilingi oleh perbukitan. Walaupun kota kecil, trenggalek akhir-akhir ini sering menjadi pembicaraan di telivisi nasional, hal ini tidak bisa dilepaskan dari sosok bupati yang memimpin trenggalek saat ini, emil dardak. sosok pengusaha muda yang juga putra dari wakil menteri Pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR), hermanto dardak dan mempunyai istri seorang artis nasional arumi bachsin yang sekarang jadi ibu bupati. Dibutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk sampai di trenggalek dengan jarak tempuh 146 Km. Medan yang ditempuh masih landai dan membosankan namun dengan cuaca yang lebih terik yang sangat menguras tenaga. teriknya cuaca selain karena saya berjalan di siang bolong (anatara pukul 13.30 - 14.40), kota trenggalek juga terkenal sangat panas.
Kabupaten Trenggalek

Di trenggalek disempatkan dulu untuk makan siang yang sedikit terlambat untuk mengganti stamina yang benar-benar terkuras oleh panasnya cuaca walaupun medanya cukup landai. Sepiring gulai dan dua gelas es teh manis seakan bisa mencharger kembali energi yang sempat hilang.perjalanan dilanjutkan menuju ponorogo, kota terakhir yang ditempuh hari ini. Dari trenggalek jaraknya sekitar 42 Km, perkiraan awal bisa sampai ponorogo sekitar jam 6 sore. namun ternyata, medan yang dihadapi tidak sesuai perkiraan, setelah 10 Km meninggalkan kota trenggalek dengan medan yang masih sama dengan sebelumnya, medan seketika berubah menjadi tanjakan yang lumayan terjal, sebenarnya kalau dilalu di siang hari tanjakan ini tidak menjadi masalah, namun saat sampai tanjakan yang mengintari sebuah bukit yang menjadi batas antara kabupaten trenggalek dan ponorogo sudah mulai gelap, semakin menambah berat medan yang dilalui. di dekat perbatasan antara kabupaten trenggalek dan ponorogo sempat berhenti sebentar di sebuah warung untuk mengisi bahan bakar yang tampaknya terkuras oleh tanjakan yang dilalui sebelumnya, setelah ngobrol sebentar dengan orang yang ada di warung, saat orangnya mau pergi tidak disangka membelikan air mineral ukuran 1,5 L sebagai bekal di jalan katanya, jangan dilihat dari nilai pemberianya, tapi kebaikan tipikal orang desa yang sudah jarang ditemui dikota kepada bahkan orang yang baru dikenalnya itulah yang perlu di apresiasi.
selamat datang ponorogo
sekitar 2 km setelah warung, tanjakan akan berganti dengan turunan yang menjadi kompensasi atas tanjakan sebelumnya. Malam hari dan turunan sebenarnya bukanlah kombinasi yang tepat, butuh perjuangan lebih dari tutunan biasanya untuk melaluinya. selepas turunan, bukan berarti medan yang dilalui akan lebih mudah, medan yang bergelombang dan tidak rata yang dikombinasikan dengan gelapnya malam seakan menjadi perjuangan tersendiri. jalanan rusak akan terus di lalui sampai sekitar 8 Km menjelang kota ponorogo. Akhirnya setelah berjalan selama 11 jam 38 menit 28 detik dengan menempuh jarak 198, 35 Km sampai juga di pusat kota ponorogo. Secara umum perjalanan hari pertama tour de jogja melintasi 5 kota, Malang - Blitar - tulungagung - trenggalek - ponorogo, dengan rata-rata kecepatan 17,04 Km/jam dan maksimal speed 44,36 km/jam.

Day 2
hari ke-2
 hari kedua perjalanan dimulai dari kota ponorogo, sekitar pukul 06.04 Wib perjalanan dimulai dengan tujuan berikutnya kota wonigiri yang berada di provinsi jawa tengah. Medan yang dilalui cukup landai sampai menjelang keluar kota ponorogo, diawali jalananan yang mulai menanjak memasuki hutan jati di batas kota ponorogo yang juga merupakan batas provinsi jatim dan jateng. jarak dari ponorogo menuju perbatasan sekitar 20 km, yang dapat ditempuh dalam waktu 80 menit. Di perbatasan antara jatim dan jateng, saya sempatkan untuk sekedar membasuh tenggorokan yang mulai mengering dan memakan persediaan apel terakhir yang dibawa dari rumah, karena selepas ini perjalanan akan semakin berat dengan medan yang benar-benar menyiksa lutut.
batas jawa timur dan jawa tengah
Dari tapal batas jawa timur dan jawa tengah, masih mebentang jarak sejauh 51 Km dengan medan yang bisa dikatan terberat dalam perjalanan dari Malang menuju jogja. Medan yang dilalui bila diibaratkan seperti nyanyian dalam kartun ninja hattori "mendaki gunung, turuni lembah". Medan terberat terutama memasuki kecamatan purwantoro, tanjakanya sudah mencapai 60 derajat. Saking beratnya medan, selepas purwantoro saya harus kembali mengistirahatkan lutut yang sudah mulai tidak bisa diajak kompromi. Waktu istirahat sekalian untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan, badan mulai lemas dan butuh di isi bahan bakar. selepas mengisi bahan bakar, seakan mendapat energi baru semangat kembali meningkat, medan menuju wonigiri yang masih naik turun seperti roll coster dapat dilalu dengan lancar, walaupun dibeberapa titik terhabat dengan kondisi aspal yang bergelombang dan tidak rata. Sekitar pukul 12.30 wib sudah sampai di alun-alun kota wonigiri, sebuah kota kecil yang seukuran trenggalek. Mungkin yang dikenal orang dari wonigiri adalah waduk gajah mungkur yang seakan menjadi ikon kabupaten wonogiri yang tenang.
alun-alun wonogiri
Dari wonogiri, jarak menuju jogjakarta tujuan akhir perjalanan ini sekitar 70 km, dengan medan yang lebih landai seharusnya sebelum maghrib sudah bisa menginjakan roda di kota jogjakarta. Namun untung tak dapat di raih malang tak dapat ditolak, sepeda kembali bermasalah memasuki daeran pedan yang sudah masuk wilayah klaten. Torpedo yang baru diganti sekitar bulan puasa kemarin kembali bermasalah, roda belakang tidak bisa digerakan sama sekali. setelah bertanya kanan-kiri pada penduduk sekitar, akhirnya ketemu sebuah bengkel yang masih buka dan mau untuk sedikit lembur untuk membenahi sepeda saya. Perjalanan jadi terhambat sampai empat jam dari target semula.
servis sepeda

Untuk menuju jogjakarta dari wonogiri untuk lebih cepatnya setelah terminal wonogiri ambil jalur kiri (lurus menuju solo) dengan jalan yang lebih kecil dan sepi karena melintasi persawahan. dibeberapa titik terdapat sedikit gangguan karena adanya pembenton jalan, mungkin karena semakin ramai dijadikan jalur potong orang menuju jogja maupun klaten. Menjelang sore sebenarnya saya sudah memasuki daerah klaten , namun sudah dibahas sebelumnya ada sedikit gangguan. Perjalanan kembali dilanjutkan kembali sekitar pukul 18.15 wib, dimana tidak jauh dari bengkel, sekitar 2 Km saya sudah sampai di jalan raya solo-jogja. Jarak yang tersisa anatara pedan dan jogja sekita 43 km, bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan bersepeda. namun karena perut kembali bernyanyi dan baru disadari terakhir makan di daerah purwantoro, akhirnya diputuskan untuk berhenti makan di daerah prambanan dengan bakmi jawa kas jogja yang masih dimasak dengan tungku. Adan yang unik dari candi prambanan, candi yang menurut kisah dibangun oleh bandung bondowoso dalam waktu semalam untuk mendapatak cinta roro jonggrang ini terletak di dua provinsi, kompleks candi berada di provinsi jogjakarta, namun pintu masuknya masih masuk wilayah jateng. Dari prambanan menuju jogja, jaraknya sekitar 15 km yang dapat ditempuh dalam waktu 45 menit menyusuri jalan raya solo-jogja.
jalur antara wonigiri-klaten
 Secara keseluruhan, hari kedua ini menempuh jarak 153,25 Km dalam waktu 10 jam 3 menit 30 detik dengan rata-rat kecepatan 15,24 km/jam dan maksimal speed 50,61 km/jam melalui 3 provinsi (jatim, jateng jogja) dan enam kota (ponorogo - wonogiri - sukoharjo - klaten - sleman - jogja).

Day 3, 4, 5
day 3
  hari 3, 4 dan 5 digunakan untuk meneksplore jogjakarta, mulai dari dataran rendah di pantai sampai dataran tinggi di gunung hingga kuliner yang ada di jogja. selama tiga hari di jogja, dihari ketiga saja saat menuju goa cemara di kabupaten bantul yang masih menggunakan sepeda. selama hari ketiga, total jarak yang ditempuh untuk pulang-pergi menuju pantai goa cemara ditempuh jarak 88,44 km dalam waktu 6 jam 21 menit 4 detik. untuk menuju pantai goa cemara dari jogja, kita harus menuju kabupaten bantul, dari pusat kota bantul, lurus terus ke arah selatan sampai ke arah lau selatan. jalan yang dilalui sudah bagus dan landai tidak seperti jalur pantai di malang selatan yang berkelo-kelok dan naik turun.
pantai goa cemara
hari keempat lebih banyak digunakan untuk keliling jogja, sementara hari kelima, disempatkan untuk naik gunung andong yang ada di kota magelang dengan ketinggian 1726 mdpl.
puncak gunung andong
Day 6
day 6
 hari keenam akhirnya perjalanan pulang kembali ke malang dimulai, walaupun molor satu hari dari rencana semula akan kembali di hari kelima. target perjalana hari kelima ini sampai dikota madiun yang jaraknya sekitar 170 km. jalur yang dipilihpun berbeda dengan sebelumnya, kali ini jalur akan melewati solo diteruskan ke karanganyar, melalu tawangmangu dan telaga sarangan serta kaki gunung lawu di cemoro kandang dan cemoro sewu yang juga merupakan batas provinsi jatim dan jateng. dari jogja perjalanan dimulai pukul 05.33 wib, dengan jalur masih sama dengan hari kedua sampai daerah klaten. setelah keluar klaten perjalanan dilanjutkan menuju solo dengan melalui boyolali, kartasura (sukoharjo) dan masuk kota solo. Untuk perjalanan hari keenam, pemberhentian terakhir selepas kota klaten di daerah ceper yang masih masuk kabupaten klaten, jaraknya sekitar 2 jam dari jogjakarta. di pinggir jalan ada warung garang asem yang enak, entah itu karena bener-bener enak atau karena lapar (biasanya orang laper susah membedakan makanan enak atau tidak) dan segela susu segar seakan menjadi bahan bakar yang tepat di pagi hari.

keraton surakarta


selepas daerah ceper, perjalanan akan memasuki kota boyolali walaupun sekedar lewat satu kecamatan sampai dipertigaan jalur solo-semarang, jika ambil kiri kita akan menuju semarang, jika belok kanan akan menuju solo. Akhirnya dipilih jalur kanan menuju solo dengan melalui daerah kartasura yang masuk daerah sukoharjo. dari kartosuro terus lurus menuju kota solo sampai menuju jalur surabaya, selepas UNS kita akan menjumpai pertigaan dimana jalur kiri menuju sragen/surabaya (jalur umum yang digunakan menuju jatim dari solo) dan lurus melalui jalan layang menuju karanganyar, jalur inilah yang harus diambil bila ingin menuju tawangmangu. sampai daerah karanganyar medan yang harus dilalui masih landai dan bersahabat dengan lutut, namun begitu keluar kota karanganyar jalur yang dilalui sedikit demi sedikit menanjak menuju daerah karangpandan yang sudah ada di ketinggian 600 mdp, bahkan lebih tinggi dari kota malang yang berada dikisararn 500an mdpl.
track menuju tawangmangu
 dari karangpandan perjalanan dilanjutkan menuju tawangmangu yang berjarak sekitar 12 km. walaupun hanya berjarak sekitar 12 km dibutuhkan waktu hingga 90 menit untuk bisa sampai ditujuan. bisa dibayangkan seberapa berat medan yang harus dilalui. hal ini belum seberapa karena jalur karangpadan menuju tawangmangu masih bisa diselesaikan dengan baik walupun sampai membuat lutut bergetar, jalur selanjutnya dari tawangmangu sampai cemoro kandang sudah tidak bisa ditolerir lagi sama lutut.

jalur tawangmangu menuju cemoro kandang
untuk jalur tawangmangu menuju cemoro kandang full dilalui dengan menuntun sepeda. jarak yang hanya sekitar 10 km, dibutuhkan waktu sampai 2 jam. medan yang dilalui benar-benar mendekati 90 derajat, kata penduduk sekitar dengan  motor saja sudah ngos-ngosan apalagi dengan sepeda. ditambah tiga kilometer terakhir menuju cemoro kandang hari sudah gelap semakin menambah berat perjalanan, walaupun dibeberapa titik sudah ada lampu penerangan namun belum semuanya menyala.
gunung lawu

cemoro kandang sendiri merupakan salah satu dari jalur pendakian menuju gunung lawu yang berbatasan langsung dengan cemoro sewu yang juga merupakan jalur pendakian menuju gunung lawu. walaupun berdekatan, cemoro kandang dan cemoro sewu berbeda kota bahkan provinsi. cemoro kandang masuk kabupaten karanganyar provinsi jawa tengah, sedangkan cemoro sewu masuk kabupaten magetan provinsi jawa timur. Uniknya lagi kedua provinsi ini juga berbatasan di puncak gunung lawu, sebuah daerah perbatasan yang tidak lazim. Cemoro kandang dan cemoro sewu berada di ketinggian 1934mdpl, titik tertinggi yang pernah saya jelajahi dengan sepeda. selepas cemoro sewu kita akan langsung di sambut medan menurun yang sangat tajam melalui hutan pinus yang sering berkabut menuju telaga sarangan, wisata andalan kabupaten magetan. curamnya turunan yang dilalui dapat dilihat dari waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di magetan yang berjarak 28 km hanya satu jam, itupun dengan pengereman maksimal yang menyebabkan torpedo sepeda saya kembali rusak begitu sampai di magetan. alhamdulillah walaupun torpedo kembali rusak, rusaknya sudah sampai di magetan. target madiun di hari ini gagal untuk dipenuhi, meskipun jaraknya tinggal 26 Km lagi.
magetan 0 km
secara keseluruhan, perjalanan hari keenam tour de jogja ini menempuh jarak 146,38 km dalam waktu 11 jam 19 menit 4 detik dengan rata-rata kecepatan 12,93 km/jam dan maksimal speed 46,10 km/jam, dengan melewati 3 provinsi (jogja, jateng, jatim), delapan kota (jogja - sleman - klaten - boyolali - sukoharjo - solo - karanganyar - magetan).

Day 7
day 7
 hari ketujuh diawali dengan lebih lambat, perjalanan baru dimulai pukul 12.15 wib, hal ini dikarenakan pagi harinya digunakan untuk memperbaiki sepeda yang ternyata sangat lama, ditambah dengan susahnya mencari torpedo di daerah magetan, akhirnya menggunakan torpedo seadanya asal sampai di Malang. untuk target hari ketuju tetap tidak berubah, harus sampai malang hari itu juga. karena berangkatnya lebih siang, mau tidak mau perjalanan malam harus ditempuh agar sampai tepat waktu, ini menjadi rekor perjalanan di malam hari yang sebelumnya hanya sampai jam 22.00 wib, kali ini sampai shubuh atau hampir 10 jam perjalanan malam. untungnya jalur yang dilalui di hari ketujuh ini sebagian besar landai dan jalur yang dilalui merupakan jalur antar kota yang ramai sehingga bisa lebih memacu speed dan perjalanan malam tidak terlalu mengganggu.
perjalanan hari ketujuh ini diawali dengan turunan menuju kota madiun yang seidkit membantu untuk memangkas waktu, sampai dicaruban yang berjarak 40km sekitar 1 jam 45 menit. Madiun sendiri merupakan kota berukuran menengah yang ada di jawa timur, dengan makana khasnya selain pecel adalah brem. selain itu, di madiun terdapat industri kereta api nasional (INKA). selain itu, disana juga terdapat salah satu lapangan terbang penting milik TNI AU, lanud iswayudi. perjalanan selanjutnya dengan medan yang landai dan sedikit padat karena hari minggu. sekitar pukul 16.30 atau perjalanan selama 1 jam 40 menit sudah sampai di kota nganjuk. menjelang maghrib, perjalanan sudah sampai di kertosono. Nganjuk sendiri merupakan salah satu kota tua yang ada di jawa timur walaupun sampai sekarang tidak banyak mengalami perubahan. berdiri sejak  abad kesembilan dengan nama anjuk ladang atau tanah kemenangan.
sisi utara gunung arjuno
 karena sudah malam, perjalanan kali ini lebih memilih jalur memutar via mojokerto daripada jalur yang lebih cepat via kasembon dan pujon yang lebih sepi dan menanjak. setelah melewati kertosono, perjalanan akan sampai di kota santri jombang. mendapat julukan kota santri, disini karena disini terdapat banyak sekali pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah tebu ireng yang didirikan oleh pahlawanan nasional K.H. Hasyim Ashari yang juga merupakan bapak dari Wahid Hasyim, menteri agama era presiden Ir, Soekarno dan kakek dari presiden ke empat RI, bapak Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur. Disitu pula Gus Dur dimakamkan, yang sampai sekarang walaupun hampir enam tahun meninggal masih dipenuhi oleh peziarah. sampai di jombang sudah memasuki pukul 20.00 wib, sementara jarak menuju malang masih sekitar 90 km lagi, akhirnya disini disempatkan untuk makan malam dengan seporsi bebek goreng dan dua gelas es jeruk yang sangat enak (kembali enak disini jangan dijadikan patoakan). selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju mojokerto, kota yang tidak kala bersejarah di jawa timur, jaraknya sekitar 26 km dari jombang. Mojokerto merupakan tempat dimana salah satu kerajaan besar di indonesia, majapahit berada, walaupun sampai sekarang belum bisa ditemukan secara pasti lokasi istanaya.
setelah melewati mojokerto, kita akan memasuki pasuruan di daerah gempol, kabupaten pasuruan merupakan kota industri yang banyak berdiri pabrik-pabrik level nasional ataupun internasional. jarak dari gempol sampai malang sekitra 55 Km, dengan medan yang sedikit lebih menanjak dari sebelumnya. 12 km dari gempol kita akan sampai di pandaan, disana terdapat masjid yang berbentuk seperti klenteng, masjid cheng ho namanya. seorang laksamana laut yang berasal dari china dan beragama islam. jarak dari pandaan menuju kota malang sekitar 43 km, dengan medan yang sedikit demi sedikit lebih menanjak.
masjid cheng ho
medan terberat di hari ke tujuh tour de jogja adalah jalur purwosari menuju lawang, gerbang kabupaten malang walaupun masih jauh dibanding dengan hari sebelumnya. mungkin yang sedikit membertkan adalah angin malam yang bertiup kencang dan hujan gerimis yang menemani. sesampai di malang medan kembali landai sampai memasuki kota malang sejauh 20 km. Lawang sendiri merupakan kata dalam bahasa jawa yang berarti pintu, karena daerah itu merupakan pintu masuk kota malang.
di hari ketujuh, total jarak yang ditempuh 230,13 km (jarak terpanjang kedua yang saya tempuh dalam satu hari) dalam waktu 14 jam 13 menit 24 detik, dengan rata-rata kecepatan 16,8 km/jam dan maksimal speed 36,31 km/jam, melalui tujuh kota, magetan - madiun - nganjuk - jombang - mojokerto - pasuruan - malang.

perjalanan dengan sepeda selalu memberikan banyak pelajaran, mulai dari kesabaran, keyakinan, ketabahan, kerja keras dan kekuatan. namun yang penting dari semua itu dan harus selalu di ingat bahwa kakimu adalah kekuatanmu.

"your legs are the engine"