Jumat, 16 Desember 2016

Tour de Celebes (tour de nusantara II)



Di awali tahun 2014 dengan melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Malang dengan tajuk Cyling Home (baca juga cyling home ) dan di tahun 2015 dilanjutkan dengan perjalanan dari Malang menuju Labuan Bajo dengan tajuk Tour de Nusantara I ( baca juga tour de nusantara I   ), akhirnya setelah melalui perencanaan yang matang dan persiapan yang panjang, di tahun 2016 dapat melakuan perjalanan lanjutan dengan rute manado - makassar dengan tajuk tour de celebes (Tour de Nusantara II).

Perjalanan dimulai dari kota manado di utara pulau sulawesi yang berbentuk seperti huruf "K" pada tanggal 24 November 2016 (sehari sebelumya sudah ditempuh perjalanan dari bandara sam ratulangi menuju kota manao sejauh 16,41 Km) dan berakhir di kota Makassar yang berada di ujung selatan pulau sulawesi pada tanggal 5 Desember 2016. Total jarak yang ditempuh sejauh 1.812,52 Km dalam 12 hari perjalanan, melalui 4 provinsi (Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan), serta 22 kota (manado - minahasa - minahasa selatan - bolaang mongondow - bolaang mongondow utara- gorontalo utara - gorontalo - boalemo - pohuwanto - parigi moutong - poso - luwu timur - luwu utara - luwu - palopo - wajo - sidenreng rappang - parepare - barru - pangkajene kepulauan - maros - makassar), dengan titik tertinggi yang dilalui 1.386 mdpl pada perjalanan hari kesembilan, dari pendolo (poso, sulawesi tengah) menuju bonebone (luwu utara, sulawesi selatan) tepatnya pada perbatasan antara provinsi sulawesi tengah dan sulawesi selatan.


Day 1 (Manado - Bolaang Mongondow)


Bandara Sam Ratulangi - Manado

Perjalanan hari pertama tour de celebes dimulai dari kota manado, walaupun di hari sebelumya sudah dilakukan "pemanasan" dari bandara sam ratulangi menuju kota manado (kawasan boulevard) sejauh 16,41 Km dikarenakan penggunaan moda transportasi udara dari kota domisili (Malang) menuju manado sebagai titik awal perjalanan tour de celebes. Begitu sampai di bandara sam ratulangi, sepeda yang di copot untuk bisa di taruh kardus dan dimasukan dalam bagasi harus dirakit kembali, ini sempat jadi tontonan orang di bandara karena mungkin bukan sesuatu yang biasa terjadi.


Bandara Sam Ratulangi
Dari manado, Perjalanan hari pertama tour de celebes di rencanakan sampai di daerah lolak, ibukota kabupaten bolaang mongondow, dengan menempuh jarak sejauh 155 Km. Namun manusia hanya bisa untuk berencana, karena berbagai faktor yang tidak diduga sebelumnya, Perjalanan hari pertama tour de celebes harus diakhiri di daerah inobonto (sudah masuk wilayah kabupaten bolaang mongondow) yang berjarak 22 km dari lolak pada pukul 19.00 wita (satu jam lebih cepat dari wib).

Manado - Inobonto

 Jarak yang berhasil ditempuh di hari pertama sejauh 137, 39 Km dalam waktu 9 jam 24 menit 45 detik (diluar waktu istirahat) melalui  4 kabupaten/kota (manado - minahasa - minahasa selatan - bolaang mongondow), dengan trak yang secara keseluruhan landai, hanya ada sedikit tanjakan (sekitar 20-30 km) sebelum amurang yang cukup bisa menyiksa lutut. Amurang merupakan ibukota kabupaten minahasa selatan, yang baru berdiri sejak tahun 2003 hasil pemekaran dari kabupaten minahasa, jadi jangan dibayangkan layaknya ibukota  kabupaten di pulau jawa. sementara untuk cuaca secara keseluruhan cukup bersahabat, bahkan cenderung terik dengan diselingi gerimis di sore hari memasuki kabupaten bolaang mongondow.

trak hari 1
Day 2 (Bolaang Mongondow -Bolaang Mongondow Utara )

Inobonto - Boroko
Hari kedua perjalanan di awali dari inobonto, disinilah jalur pertemuan dari manado dan kota mobagu. Sebelum terjadi pemekaran di tahun 2003, Kabupaten Bolaang Mongondow mencakup juga wilayah kabupaten Bolaang Mongondow utara dan Kota Mobagu, dengan Ibukota Kota mobagu. namun sejak ada pemekaran di tahun 2003, dimana kota mobagu "naik status" menjadi kotamadya, ibu kota kabupaten Bolaang Mongondow menjadi lolak.
Lolak

Dari inobonto, perjalanan dilanjutkan menuju lolak ibukota kabupaten bolaang mongondow dengan  track yang masih sangat bersahabat bagi lutut. Namun setelah ini, jalan yang dilewati berganti dengan tanjakan dan turunan seperti soundtrack kartun ninja hatori. Bukit-bukit kapur akan menemani sampai dengan boroko tujuan akhir perjalan hari kedua. Banyaknya bukit kapur membuat daerah bolaang mongondow banyak berdiri pabrik semen, salah satunya ada di jalan trans sulawesi selepas daerah lolak berdiri sebuah pabrik semen yang berasal dari china.

Jarak yang ditempuh di hari kedua hampir sama dengan hari pertama, sejauh 138,63 Km dalam waktu 10 jam 18 menit 34 detik (diluar waktu istirahat). Cuaca hampir sama dengan hari pertama,  secara keseluruhan cukup bersahabat, bahkan cenderung terik dengan diselingi gerimis di sore hari memasuki kabupaten bolaang mongondow utara.kabupaten bolaang mongondow utara sendiri merupakan kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten bolaang mongondow sejak tahun 2007, lebih mudah dari kabupaten minahasa selatan dengan ibukota boroko dan berbatasan langsung dengan provinsi gorontalo. Hampir sama dengan lolak, boroko sangat sederhana untuk sebuah daerah yang menjadi ibukota sebuah kabupaten.

Day 3 (Bolaang Mongondow Utara/ sulawesi utara - boalemo/gorontalo )

Hari Ketiga

Di hari ketiga, medan yang harus dilewati sedikit berbeda dengan dua hari sebelumnya, dari menyusuri pantai utara sulawesi yang juga batas Indonesia dengan Filipina bergesar menuju sisi tengah pulau sulawesi, yang nantinya berganti menyusuri sisi selatan pulau sulawesi di teluk tomini. selain itu, perjalanan hari ketiga juga merupakan perjalanan lintas provinsi, antara sulawesi utara dengan gorontalo. Jarak perbatasan provinsi gorontalo tidak terlalu jauh dari boroko, titik awal perjalanan di hari ketiga hanya sekitar 23 Km. Provinsi Gorontalo sendiri merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi sulawesi utara pada tahun 2000. Provinsi yang hanya terdiri dari 6 daerah tingkat II (kota/kabupaten) terkenal dengan julukan serambi madinah dan penghasil jagung terbesar di Indonesia, terutama di era gubernur fadel muhamad.

Perbatasan provinsi sulawesi utara dan gorontalo

Dari boroko, perjalanan hari ketiga langsung disambut tanjakan yang cukup menyiksa lutut tanpa di beri kesempatan untuk sekedar memanasi kaki. Selepas itu, trak yang dilalui cukup bersahabat bagi lutut sampai memasuki provinsi gorontalo, tepatnya di daerah atinggola yang masuk wilayah kabupaten gorontalo utara. Di provinsi gorontalo inilah hujan mulai turun dengan lebatnya, bahkan di hari ketiga ini sampai tiga kali kehujanan. Pertama memasuki daerah gentuma selepas atinggola yang masih masuk wilayah kabupaten gorontalo utara. Setelah baju sempat kering karena hujan yang turun berganti dengan matahari yang bersinar terang, memasuki daerah kwandang, ibukota kabupaten gorontalo utara, hujan kembali turun dengan derasnya dan membasahi baju yang sudah sempat kering untuk kedua kalinya. Hujan baru berhenti setelah memasuki wilayah kabupaten gorontalo.

Kabupaten Gorontalo Utara

Sampai daerah Isimu, cuaca cukup bersahabat, tidak panas, juga tidak hujan. track yang dilalui juga tidak seberat sebelumnya, masih cukup bersahabat dengan lutut. Isimu sendiri merupakan daerah percabangan antara jalur menuju limboto (ibukota kabupaten gorontalo) dan kota gorontalo (ibukota provinsi gorontalo) dengan jalur menuju provinsi sulawesi tengah melalui marisa, ibukota kabupaten pohuwanto. Di daerah isimu juga, Bandara Djalaludin, bandara utama provinsi gorontalo berada. Sebenarnya, track yang dilalui setelah Isimu cukup bersahabat, namun karena hujan yang kembali turun untuk ketiga kalinya memaksa perjalanan di akhiri lebih cepat, dari target awal di tilamuta (ibukota kabupaten boalemo), hanya sampai perbatasan kabupaten gorontalo dan boalema di daearah molombulahe, yang berjarak 41 Km dari tilamuta.

Jembatan batas Kabupaten Gorontalo dan Boalemo

Jarak yang di tempuh di hari ketiga tour de celebes, merupakan jarak yang paling pendek yang ditempuh dalam satu hari dari 12 hari tour de celebes, yaitu sejauh 132,80 Km dalam waktu 9 jam 38 menit 13 detik (diluar waktu istirahat), melalui 2 provinsi (sulawesi utara dan gorontalo) serta 4 kota (bolaang mongondow utara - gorontalo utara - gorontalo - boalema). Di hari ketiga juga, perjalana harus di akhiri paling awal pada  pukul 18.00 wita, penyebab utamanya karena cuaca yang kurang bersahabat, terutama hujan yang ketiga menjelang maghrib.

Day 4 ( boalemo - pohuwato)

boalemo - pohuwanto
Setelah sempat kehujanan hingga 3x di hari sebelumnya, perjalanan hari keempat langsung di sambut dengan cuaca yang sangat bersahabat di pagi hari. Track yang harus di lewatipun sangat bersahabat hingga akhir perjalanan hari keempat di daerah leminto yang masuk dalam wilayah kabupaten pohuwanto. Tujuan pertama perjalanan hari ini adalah tilamuta, ibukota kabupaten boalemo. Kabupaten Boalemo merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten gorontalo sejak tahun 1999. Boalemo saat ini sedang naik daun dengan obyek wisatanya pulau cinta, Pulau Kecil berpasir yang mempunyai bentuk menyerupai hati, di tambah pulau itu dikelilingi oleh bangunan cottage yang juga berbentuk menyerupai hati. Sayang sekali harga sewa kamar cottage di pulau cinta agak tidak bersahabat dengan kantong orang indonesia, dimana harga termurahnya di bandrol IDR 3,5 juta/hari untuk  weekdays,  IDR 4,5 juta/hari untuk  weekends dan IDR 5 juta/hari untuk  holidays seasons. Selain pulau cinta, ikon lain dari kabupaten boalemo adalah jembatan soeharto. Sebenarnya tidak ada sangkut pautnya antara jembatan itu dengan preside RI kedua tersebut, karena jembatan yang dibangun dengan menghabiskan dana sebesar IDR 15 Miliar itu sepenuhnya di danai APBD, dan baru berdri tahun 2014, bahkan mendiang preside RI kedua tersebut belum pernah berkunjung ke boalemo.

Jembatan Soeharto

Dari boalemo, perjalanan dilanjutkan menuju kabupaten pohuwato dengan ibukota marisa. Kabupaten pohuwato merupakan hasil pemekaran dari kabupaten boalemo sejak tahun 2003. Wilayahnya membentang dari boalemo sampai dengan provinsi sulawesi tengah, di sepanjang sisi utara teluk tomini. Seara keseluruhan perjalanan hari keempat track yag harus dilewati cukup bersahabat bagi lutut, hanya ada beberapa bukit kecil yang masih bisa dihadapi oleh lutut. Namun selepas kecamatan Randangan, jalanya mulai berlubang disana-sini, bahkan ada yang satu jalan penuh. Padahal jalan itu jalan trans sulawesi, jalan utama dipulau sulawesi yang dipakai untuk mendistribusikan barang. Tidak heran harga barang disana, terutama yang harus dikirim dari luar daerah harganya lebih mahal. Selain itu, kerusakan jalan juga membuat ban depan sepeda saya sobek, ini pertama kalinya terjadi saya harus mengganti ban dalam perjalan touring saya (dua touring sebelumnya aman tanpa ada kendala). Yang membuat lebih menakutkan, ban sobek terjadi di malam hari sehingga tidak bisa langsung di ganti.Alhamdulillah, ternyata tidak jauh dari situ, sekitar 2 Km berjalan kaki ketemu juga dengan perkampungan yang terdapat penginapan, ini hanya salah satu pertolongan yang diberikan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala selama perjalan tour de celebes.  

pantai utara teluk tomini

Bila Kabupaten boalemo terkenal akan pantai cinta dan jembatan soeharto, Kabupaten pohuwato dikenal sebagai habitat dari burung maleo senkawor, burung endemik dari sulawesi yang saat ini habitatnya tinggal tersisa sedikit di beberapa tempat di gorontalo dan sulawesi tengah. Bahkan, dikabupaten pahuwato terdapat desa bernama maleo, dimana terdapat taman nasional untuk penangkarang burung maleo, tepatnya di kecamatan paguat, persis sebelum memasuki marisa.


Jembatan di Marisa

Secara keseluruhan hari keempat tour de celebes menempuh jarak 163,07 Km dalam waktu 11 jam 24 menit 51 detik (diluar waktu istirahat), melalui 2 kabupaten (boalemo dan pohuwato) dengan cuaca dan track yang cukup bersahabat, namun kondisi jalan mulai rusak terutama 40 km terakhir perjalanan.

Day 5 ( pohuwato/gorontalo - parigi moutong/sulawesi tengah)

Gorontalo - Sulawesi Tengah

Diawali dengan mengganti ban dalam bagian depan yang robek akibat keceblos lubang semalam, hari kelima tour de celebes dimulai dari leminto. Selepas leminto, kita akan memasuki daerah popayannto yang merupakan batas provinsi gorontalo dengan sulawesi tengah. Dengan trak yang landai sama seperti hari sebelumnya dan jalan yang berlubang disana-sini. Akhirnya setelah mengayuh sepeda sejauh 35 Km dalam waktu 2,5 jam, sampai juga di tapal batas antara provinsi gorontalo dan sulawesi tengah, tepatnya daerah moutong yang masuk dalam wilayah kabupaten parigi moutong.

Perbatasan provinsi sulawesi tengah dan gorontalo
Kabupaten Parigi Moutong terbentuk di tahun 2002, hasil pemekaran dari kabupaten donggala dengan ibukota di Parigi. Ada yang unik dari  kabupate parigi moutong, wilayahnya membentang di sepanjang pantai barat teluk tomini, tepatnya dileher pulau sulawesi, panjangnya bentangan wilayah kabupaten parigi moutong di hitung dari perbatasan dengan provinsi gorontalo di sisi utara, sampai dengan perbatasan kabupaten poso sekitar 380 Km. Dalam perjalanan tour de celebes di tempuh dalam waktu 2 hari perjalanan, dengan rincian setengah hari pada hari kelima ini, sehari penuh pada hari keenam dan setengah hari pada hari ketujuh, suatu perjalanan yang panjang hanya untuk menempuh wilayah satu kabupaten.

Track Hari Kelima

Sementara untuk track yang dilalui dihari kelima seara keseluruhan sangat bersahabat dengan lutut, hanya ada sedikit tanjakan sekitar 9 km memasuki bukit santigi yang masuk dalam kecamatan bolano lambunu. Yang membuat tanjakan ini terasa berat adalah perubahan altitude dari 70 mdpl menjadi 422 mdpl hanya dalam jarak 9 km. untuk kondisi jalan, sangat bersahabat untuk roda ukuran 700 x 25 setelah memasuki provinsi sulawesi tengah, sementara untuk jalan yang ada di gorontalo masih sama dengan sebelumnya, berlubang disana-sini, yang dihari sebelumya membuat ban depan sobek, hari ini  jari-jari (di daerah sulawesi disebut teralis) bagian belakang patah satu (walaupun belum tau pasti penyebabnya apakah karena jalanan yang berlubang, tapi sebelum berangkat semua jari-jari belakang sudah diganti dengan yang baru). Sedangkan untuk cuaca sangat bersahabat cenderung menyengat, bahkan sepanjang perjalanan di kabupaten parigi moutong tidak ada sama sekali air yang turun dari langit.


Pantai Barat Teluk Tomini
Akhirnya setelah mengayuh sepeda antar kota antar provinsi sejauh 143,66 Km dalam waktu 10 jam 28 menit 08 detik (diluar waktu istirahat), melalui 2 provinsi (gorontalo - sulawesi tengah) dan 2 kabupaten (pohuwato - parigi moutong) .perjalanan hari kelima di akhiri di kecamatan tomini sekitar puku 7 malam wita (satu jam lebih cepat dari wib).

Day 6 (parigi moutong (tomini - ampibabo))

Hari 6

Mungkin hari keenam merupakan hari paling menyenangkan dalam tour de celebes kali ini, di awali dengan pemandangan matahari terbit di teluk tomini yang tepat berada di depan penginapan. Setelah itu track yang dilalui sampai akhir perjalanan hari ini sangat bersahabat dengan lutut, ditambah dengan pemandangan teluk tomini yang menemani juga di hampir sepanjang perjalanan. oh iya, ada sedikit informasi terkait daerah tomini dan sekitarnya, sepanjang jalan dari daerah tomini sampai tinombo atau dari perjalanan dari pagi sampai siang hari, banyak poster yang ditempel yang meminta pembentukan kabupaten baru yang bernama tomini raya. Menurut saya ini hal yang wajar mengingat luasnya wilayah kabupaten parigi moutong, bayangkan dari daerah tomini untuk menuju parigi sebagai ibu kota kabupaten harus menempuh jarak lebih dari 200 km, kalau dari malang itu sudah bisa sampai ke ngawi atau ponorogo,

Sunrise Pantai Barat Teluk Tomini

Sedangkan cuaca untuk perjalanan hari keenam ini sangat bersahabat bahkan cenderung terik. Cuaca yang lebih terik begitu memasuki provinsi sulawesi tengah tepatnya di kabupaten parigi moutong, terjawab selepas memasuki wilayah tinombo. Tepat disiang hari bolong, tanpa sengaja melewati tugu khatulistiwa yang bentuknya berbeda dengan yang saya lihat di pontianak, selain bentuknya lebih kecil, monumen di parigi moutong ada gambar peta sulawesi. Tugu khatulistuwa merupakan monumen yang dibangun di daerah yang dilalui garis khatulistiwa atau equoator, dan merupakan garis lintang nol derajat. Di Indonesia ada 10 tugu khatulistiwa yang dibangun, selain pontianak (yang paling terkenal) dan kabupaten parigi moutong yang ditemuai hari ini, daerah lainya adalah pasaman (sumatra barat),50 kota  (sumatra barat), kampar (riau), pelalawan (riau),  bontang (kalimantan timur), murung raya (kalimantan tengah), halmahera selatan (maluku utara), dan raja ampat (papua barat). Jadi tugu khatulistiwa yang dilewati hari ini di parigi moutong adalah satu-satunya yang ada di pulau sulawesi.

Tugu Khatulistiwa sulawesi
Untuk hari ketujuh jarak keseluruhan yang di tempuh adalah 156,41 Km dalam waktu 10 jam 39 menit 42 detik (di luar waktu istirahat) dan hanya menempuh satu kabupaten (parigi moutong). perjalan hari keenam berakhir di daerah ampibabo pada pukul 19.00 wita (lebih cepat 1 jam dari wib). dan untuk hari ini hanya melalui satu kabupaten saja (dari keseluruhan tour de celebes, hanya dua kali terjadi dan semua di provinsi sulawesi tengah).

Rumah Adat Lauje yang terdapat di tinombo - Parigi moutong
Day 7 (parigi moutong - poso)

parigi moutong - poso

akhinya setelah beberapa hari berkutat dengan kabupaten parigi moutong, di hari ketujuh perjalan tour de celebes bisa sampai di kota lain, tepatnya poso. Kota yang lebih banyak dikenal akan kesan negatifnya selama ini, mulai dari konflik horisontal yang pernah terjadi, sampai menjadi tempat persembunyian teroris. Padahal, kota yang membentang dari teluk poso sampai gunung-gunung di daerah pendolo yang berbatasan dengan luwu timur yang masuk provinsi sulawesi selatan menyimpan banyak keindahan. Mulai dari alam yang lengkap, dari pantai sampai pegunungan dan danau, juga fauna langkah seperti burung maleo, sampai flora seperti anggrek bancea. Selain  alam, keindahan lain yang ditawarkan oleh poso adalah keberagaman masyarakatnya. Bila selama ini yang diketahui bahwa poso didominasi oleh agama islam dan kristen, setelah perjalan hari ini saya baru tahu bahwa agama hindhu disini juga banyak dianut, terutama di wilayah yang berbatasan dengan kabupaten parigi moutong. Di sepanjang jalan, kita akan menemui pura yang berderet dan rumah yang khas membuat serasa melintasi jalanan di pulau bali.

pura yang banyak dijumpai antara parigi moutong - poso

Dari parigi moutong, track yang harus dilalui masih sama dengan hari sebelumnya, sangat bersahabat dengan lutut. Memasuki parigi, ibukota kabupaten, saya sedikit terkejut karena kotanya ramai, berbeda dengan kebanyakan ibukota kabupaten di sulawesi utara dan gorontalo. Yang lebih membahagiakan lagi, menu makanan yang dijual mulai bervariasi (karena sudah mulai bosan makan ikan terus menerus). Setelah keluar dari parigi, kita akan mendapati jembatan besar yang diresmikan oleh presiden joko widodo tahun 2015, jembatan dolago namanya.

Jembatan Dolago
hari ketujuh ini tercipta sebuah rekor, dimana jarak yang ditempuh hari ini meruapakan jarak terjauh yang ditempuh dalam satu hari tour de celebes, yaitu 177,78 Km dalam waktu 12 jam 12 menit 27 detik (di luar waktu istirahat) melalui 2 kabupaten (parigi moutong - poso). Dan dihari ini, kembali kejadian kurang menyenangkan terulang, jari-jari bagian belakang patah untuk yang ketiga, namun yang patut disyukuri walaupun jalanya olenng masih bisa menyeselesaikan perjalanan hari ini, bahkan sampai jari-jari patah lima buah masih bisa bertahan melewati dua rute terberat tour de celebes ( poso - pendolo dan pendolo - bonebone).

Day 8 (poso - pendolo)

Poso - pendolo
Tidak banyak orang yang tau akan keberadaanya, karena namanya sama dengan kota tempatnya berada, dialah danau poso. Padahal bila orang tau secara lengkap tentang keberadaanya, mungkin orang akan berbondong-bondong datang seperti ke danau toba  di sumatra utara, danau terbesar di indonesia. Danau poso merupakan danau terbesar ketiga, setelah danau toba masih ada danau towuti yang berada di kabupaten luwu timur provinsi sulawesi selatan. Dengan luas 323,2 Km2, dan kedalaman 450 m kita seperti melihat sebuah laut yang berair tawar. Danau yang terbentuk karena proses tektonik (pergeseran lempeng bumi) membentang dari tentena (setengah perjalanan hari ini) sampai pendolo (akhir perjalanan hari ini), bisa dibayangkan betapa luasnya danau poso karena dibutuhkan setengan hari untuk menyusurinya.

pagi di danau poso

Perjalanan hari kedelapan ini merupakan salah satu yang terberat dari tour de celebes, selain perjalan hari kesembilan esok hari. Track yang terus menanjak hingga menyentuh ketinggian 1067 mdpl, benar-benar tidak bersahabat bagi lutut. Ditambah jalan yang rusak di banyak titik dan hujan yang turun seakan melengkapi tantangan di hari ini. Apalagi hujan mulai turun menjelang petang, dimana saat itu sedang menghadapi tanjakan terakhir menjelang pendolo, yang mana sepanjang jalan banyak jalan yang berlubang dan menjadi seperti kubangan. Tapi, pertolongan selalu datang untuk orang yang tidak berhenti berdoa dan berusaha. Saat melahap tanjakan yang penuh kubangan, ada sebuah mobil boks yang menawarkan bantuan, namun karena tekad untuk menyelesaikan perjalanan ini dengan tenaga sendiri, "your legs are the engine", tawaran itu terpaksa ditolak. Namun pertolongan tidak berhenti sampai disitu, setelah tanjakan pasti ada turunan, menghadapi turunan di tengah gelap dan hujan yang ditambah jalanan rusak dibeberapa titik bukanlah perkara mudah. apalagi penerangan yang dipunyai sangat terbatas, tanpa disangka di belakang ada bapak yang terus membuntuti dengan sepeda motor untuk membantu memberikan penerangan. Terima kasih bapak, yang langsung pergi saat turunan telah dilewati tanpa sepatah katapun.
Tanjakan yang harus dilalui

Secara keseluruhan hari ini menempuh jarak 136,18 Km dalam waktu 11 jam 34 menit 51 detik (diluar waktu istirahat ), benar-benar hari yang berat. Ditambah lagi, jari-jari belakang putus untuk yang keempat, roda belakang semakin liar tapi tetap berusaha untuk bertahan.

Day 9 (poso/Sulawesi Tengah - Luwu Utara/Sulawesi Selatan)

Poso - Luwu utara

Akhirnya setelah bertahan hampir lima hari dengan jari-jari belakang yang putus dan bertambah tiap harinya, diiringi rintik gerimis saat hari mulai gelap, roda belakang yang oleng tidak bisa lagi di ajak berkompromi tepat setelah jari-jari kelima putus. Hari kesembilan yang rencanaya akan di akhiri di masamba ibukota kabupaten luwu utara, harus diurungkan dan perjalanan hari ini harus berhenti di bonebone, yang berjarak 28 Km dari masamba. Inilah hari terberat yang harus dilalui dari 12 hari tour de celebes.

hari kesembilan
Dimulai dari tepi danau poso yang berada di desa pendolo yang berketinggian 586 mdpl, perjalanan langsung dihadapkan dengan tanjakan-tanjakan yang membuat lutut lemas sejauh hampir 30 km menuju ketinggian 1386 mdp di perbatasan provinsi sulawesi tengah dan sulawesi selatan. Di butuhkan waktu sekitar 3 jam 40 menit untuk bisa sampai provinsi sulawesi selatan, provinsi keempat yang dilalui dalam tour de celebes dengan penuh perjuangan karena jalanan rusak hampir disebagian besar ruas dan dalam tahap perbaikan serta panas yang menyengat khas pulau sulawesi. Selepas tanjakan panjang yang benar-benar menyiksa, memasuki provinsi sulawesi selatan langsung dengan turunan tajam dan berkelok yang cukup menyiksa paha bagi pengguna sepeda single speed sepanjang hampir 40 km sampai daerah mangkutana kabupaten luwu timur melintasi hutan yang masih sangat lebat. Dan turunan tajam yang beraspal mulus benar-benar membuat terlena, ditengah asyik melaju kencang menyusuri hutan tanpa disadari ada batu tergeletak tepat ditengah jalan yang  terilindas sehingga membuat ban depan kembali sobek untuk kedua kalinya.

Ganti ban di tengah hutan

setelah mengganti ban, perjalanan kembali dilanjutkan yang masih menyusuri hutan belantara. Tidak lama berselang, hutan belantara akan berganti dengan perkebunan sawit sebelum memasuki mangkutana. Luwu Timur memang terkenal sebagai salah satu penghasil kelapa sawit di Indonsesia bagian timur, hal ini ditandai dengan keberadaan PTPN XIV yang bergerak dalam bidang kelapa sawit. Kabupaten luwu timur sendiri merupakan kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten luwu utara pada tahun 2003 yang beribukota di malili. Selain kelapa sawit, hasil bumi utama dari luwu timur adalah nikel yang berada di daerah sorowako, yang bahkan namanya lebih terkenal dari kabupaten luwu timur sendiri.

Perbatasan provinsi sulawesi tengah dan sulawesi selatan

Dan hari kesembilan tour de celebes menempuh jarak 132,70 Km dalam waktu 9 jam 32 menit 10 detik (diluar istirahat) melalui 2 provinsi (sulawesi tengah - sulawesi selatan) dan 3 kabupaten (poso - luwu timur - luwu utara) dengan finish di daerah bonebone yang masuk dalam wilayah kabupaten luwu utara. Luwu utara sendiri merupakan kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten luwu pada tahun 1999. Tahun 2003, Kabupaten ini juga mengalami pemekaran dengan terbentuknya kabupaten luwu timur.

Day 10 (Luwu Utara - Luwu )

Hari kesepuluh

Karena roda belakang bermasalah akibat dari putusnya lima jari-jarinya, hari kesepuluh di awali dengan tujuan untuk menemukan bengkel sepeda. Masamba sebagai ibukota kabupaten menjadi tujuan karena merupakan daerah ramai terdekat, walaupun jaraknya masih 28 Km dari bonebone. Dengan memaksa sepeda dengan jari-jari 5 biji putus untuk berjalan akhirnya sampai juga di masamba, setelah bertanya kanan-kiri alhamdulillah akhirnya ketemu dengan bengkel sepeda yang mempunyai stok jari-jari untuk ukuran roda 700. Dan percayalah masih banyak orang baik di negeri ini, tanpa disangka di bengkel ketemu dengan komunitas sepeda luwu utara dimana pemiliknya merupakan salah satu anggotanya yang mana menggratiskan untuk perbaikan sepedanya. Selain itu, sempat juga di traktir sarapan dan di bawain bekal untuk perjalanan. Terima kasih untuk pak romi dan komunitas anggota sepeda luwu utara.


Pemandangan gunung latimojang dari kabupaten luwu

Setelah sepeda kembali sehat, perjalanan dilanjutkan menuju kota palopo, satu dari tiga kotamadya yang ada di provinsi sulawesi selatan. namun sebelum memasuki kota palopo, kita akan melewati dulu kabupaten luwu. Ada yang unik denga wilayah kabupaten luwu, karena wilayahnya mengapit kota palopo dari sisi utara dan selatan. Kota palopo berjarak 60 Km dari masamba denga track yang sangat bersahabat dengan jalan dan kondisi jalan yang benar-benar mulus. Kota palopo, dulunya merupakan ibukota kabupaten luwu sebelum terjadi pemekaran menjadi kotamadya sendiri sehingga ibukota kabupaten luwu dipindah ke belopa yang berjarak 50 Km sebelah selatan kota palopo.
Gerbang belopa ibukota kabupaten luwu

Hari kesepuluh perjalanan tour de celebes menempuh jarak 149,21 Km dalam waktu 10 jam 16 menit 49 detik (diluar istirahat) melalui 3 kota/kabupaten (luwu utara - palopo - luwu) dengan track yang sangat bersahabat dengan lutut dan cuaca yang hampir sama dengan hari-hari sebelumnya.

Day 11 (Luwu - ParePare)

Luwu - ParePare

 perjalanan hari ke-11 dilanjutkan menuju wajo dengan track yang sangat bersahabat dengan kaki menyusuri teluk bone sampai di daerah cirowali yang merupakan percabangan jalur menuju sidrap menuju makassar dan sengkang, ibukota kabupaten wajo yang ditempuh sejauh 85 Km. Setelah itu jalan sedikit berkelo-kelok naik turun sampai daerah anabanua yang berbatasan dengan kabupaten sidenreng rappang atau orang lebih mengenal dengan nama sidrap. Selanjutnya perjalanan dari anabanua sampai dengan sidenreng ibukota kabupaten sidrap sangat bersahabat dengan kaki, melalui hamparan persawahan di kanan dan kiri jalan. Banyaknya lahan persawahan yang ada di sepanjang jalan ini selaras dengan julukan kabupaten sidrap sebagai lumbung padi provinsi sulawesi selatan.


Senja di sidenreng

Setelah dimanjakan oleh jalanan yanng datar dan mulus hampir sepanjang hari, menjelang petang dan memasuki kota pare-pare atau sekitar 30 km an terakhir hari kesebelas jalanan jadi menanjak. Walaupun tidak seberat hari-hari sebelumnya, tanjakan itu cukup untuk membuat badan basah oleh peluh. akhirnya sekitar pukul 19.30 wita (satu jam lebih cepat dari wib) sampai juga di kota parepare, satu dari tiga daerah tingkat II di provinsi sulawesi selatan yang berstatus kotamadya selain makassar dan palopo. kota yang terletak di perbukitan yang langsung menghadap selat makassar (khas kota indonesia timur) ini namanya terkenal karena menjadi kota kelahiran bapak Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, presiden ketiga dan juga salah satu orang tercerdas yang pernah dilahirkan republik ini dan diakui dunia internasional (pemegang 46 paten di bidang aeronautika).

Gerbang kota parepare

hari kesebelas tour de celebes di akhiri di kota parepare, setelah menempuh perjalanan sejauh 168,23 Km dalam waktu 11 jam 49 menit 17 detik (di luar waktu istirahat) melalui empat kota/kabupaten (luwu - wajo - sidrap - parepare), dengan cuaca yang sangat bersahabat sepanjang hari. Kendala di hari kesebelas terjadi begitu meninggalkan daerah sidenreng menuju kota parepare, pedal sebelah kanan mulai bermasalah dengan tidak bisa diputar. Alhamdulillah, setelah dipaksakan pedal kanan masih bisa dipaksa sampai kota parepare dan rencananya akan di ganti disana (pengalaman perjalanan sebelumnya, sudah disiapkan pedal cadangan untuk kondisi terburuk).

Day 12 (ParePare -makassar)

Parepare - Makassar

Rencana untuk mengganti pedal sebelah kanan yang rusak ternyata lupa untuk dikerjakan, mungkin karena terlalu letih setelah seharian di jalan jadi daya ingat menurun. Hari keduabelas atau hari terakhir tour de celebes di awali dengan mengganti pedal tepat di perbatasan kota parepare dan kabupaten barru. Mungkin, karena terkena air hujan bercampur air laut, pedal sebelah kiri tidak bisa dilepas, jadilah sisa perjalanan dilalui dengan pedal kanan berwarna hitam dan pedal kiri berwarna kiri. Perjalanan selanjutnya menuju Kabupaten barru dan pangkajene kepulauan (pangkep). Kedua kabupaten itu terletak di antara selat makassar dan taman nasional bantimurung bulusarauang, sebuah taman nasional yang di dominasi oleh pegunungan karst yang membentang dari barru sampai maros. Banyaknya gunung karst/kapur, yang merupakan bahan baku utama pembuatan semen membuat di daerah ini berdiri sebuah pabrik semen yang cukup terkenal bosowa. Ada yang unik dari kabupaten pangkep, nama kepulauan yang mengiringi dibelakangnya bukan tanpa maksud, ternyata sebagian wilayahnya terdiri atas laut/kepulauan yang terdiri atas 112 pulau.



Pangkajene ibukota kabupaten pangkep
Meninggalkan kabupaten pangkep, perjalanan dilanjutkan menuju kabupaten maros, kota satelit dari makassar, layaknya tangerang dengan jakarta dan sidoarjo dengan surabaya. Di kabupaten maros inilah sebenarnya bandara hasanudin berada. Dari maros jarak ke pusat kota makassar sekitar 25 km atau hanya sekitar 7 km dari pusat kota maros menuju perbatasan dengan kota makassar. Sekitar pukul 17.30 wita, perjalanan sudah sampai di kota makassar, namun jarak untuk menuju pusat kota di sekitar pantai losari masih 20 km lagi. Kota makassar, tujuan akhir perjalanan tour de celebes merupakan  ibukota provinsi sulawesi selatan sekaligus kota terbesar di timur indonesia yang sarat akan sejarah sejak dahulu kala. Banyak pahlawan Nasional dan tokoh besah republik ini yang berasal dari kota ini yang namanya sempat di rubah menjadi Ujung pandang pada era orba.

Pantai Losari ikon Kota Makkasar
Hari ketujuh tour de celebes diakhiri di pantai losari ikon makassar setelah menempuh jarak 161,85 Km dalam waktu 10 jam 46 menit 35 detik (diluar waktu istirahat) dengan track sangat bersahabat dengan lutut. Boleh dikatakan track hari terakhir merupakan track paling menyenangkan atau bisa juga dibilang paling ringan dari keseluruhan 12 hari perjalanan di tanah sulawesi.

tour de celebes

Akhirnya setelah 12 hari mengayuh pedal sepeda menyusuri jalan trans sulawesi dari manado (bandara sam ratulangi) sampai makassar (pantai losari) sejauh 1812,52 Km. Menurut google maps bila dengan mobil akan ditempuh dalam waktu 36 jam dan dengan pesawat selama 1 jam 40 menit. Namun lebih banyak cerita dan pelajaran yang diperoleh bila ditempuh dengan menggunakan sepeda. Salah satunya saat berada di palopo, tiba-tiba ada orang naik motor yang mengaku wartawan lokal mengajak ngobrol, ada satu pertanyaanya yang terus saya ingat, saat dia bertanya, apa tidak takut bersepeda seorang diri dari manado sampai makassar ? dengan spontan saya jawab :

"Ketakutan tidak akan membawa kita pergi kemanapun"


Saat persiapan, usaha dan doa sudah kita lakukan dengan baik, melangkahlah. Apapun yang akan terjadi nanti itu sudah diluar kuasa kita, karena manusia cuma bisa sebatas berencana, berikhtiar dan berdoa, sementara yang akan terjadi sepenuhnya di tangan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala




















Minggu, 02 Oktober 2016

Arjuno, the north wall of MALANG

Gunung Arjuno
Malang adalah satu-satunya kota di dunia yang dikelilingi oleh 6 buah gunung api dan membentuk tembok disekitarnya. Disisi barat ada gunung kawi, disisi utara ada tiga gunung welirang, anjasmoro dan arjuno, dan disebelah timur ada gunung bromo dan gunung semeru, sang puncak tertinggi tanah jawa. Mungkin untuk gunung semeru sudah tidak perlu dijelaskan lagi karena namanya sudah kesohor sampai seluruh indonesia dan menjadikan gunung semeru tidak pernah sepi tiap hari, bahkan suasananya sudah lebih mirip pasar dari pada gunung. sementara untuk gunung arjuno, mungkin sangat jarang orang diluar kota malang yang mengetahui keberadaanya. Disaat banyak gunung yang menjadi ramai terutama daerah jawa barat dan jawa tengah, gunung arjuno nyaris tak terjamah, suasanaya tidak banyak berubah dengan tujuh tahun yang lalu, sekitar tahun 2009.
jalur pendakian gunung arjuno via lawang

Gunung arjuno sebenarnya seperti gunung gede-pangrango, dimana dua puncak gunung yang terdapat dalam satu kawasan bahkan satu badan gunung, dengan welirang yang menjadi pasanganya. untuk mendaki gunung arjuno, ada 4 jalur yang bisa digunakan untuk mencapai puncaknya, ogal-agil, via batu (desa sumber brantas), via purwosari (pasuruan), via tretes (jalur paling ramai yang berada di pasuruan) dan via lawang yang merupakan jalur paling berat dari semua jalur yang ada, bahkan salah satu jalur pendakian paling berat di pulau jawa.
basecamp pendakian via lawang
untuk mendaki gunung arjuno via lawang, bila dari malang ataupun kota sekitarnya seperti surabaya bisa naik angkutan umum menuju lawang, gerbang kota malang disisi utara dan turun di pasar lawang. Dari pasar lawang kita menuju wonorejo, titik awal pendakian. Untuk menuju desa wonorejo, dari pasar lawang kita ambil jalan ke arah utara, dan belok di gang sebelum fly over atau jalan layang, dari gang itu jarak desa wonorejo sekitar 5 km dan bila tidak memakai kendaraan pribadi transportasi yang tersedia hanya ojek.
di desa wonorejo terdapat basecamp pendakian yang dikelola oleh dinas kehutanan provinsi jawa timur, dari sinilah perjalanan dimulai.
afdelink gebug lor

Pos I brak teh (45 menit)
dari desa wonorejo yang berada diketinggian sekitar 903 mdpl (inilah salah satu sebab jalur ini menjadi yang paling berat, titik awal pendakian masih sangat rendah), perjalanan dilanjutkan dengan melalui perkebunan teh yang dikelola oleh PTPN X yang membentang dikaki gunung lawang (pada jaman belanda perkebunan teh ini diberi nama afdelink gebug lor), dengan track yang langsung menanjak. setelah berjalan sekitar 45 menit kita akan sampai pada sebuah gubug yang sebenarnya adalah tempat para pemetik daun teh beristirahat dan menaruh teh yang baru dipetik untuk diambil oleh truk-truk pengangkut, disinilah pos I berada, dan diberi nama brak teh. pemadangan di pos I sudah sangat menawan, hamparan hijau tumbuhan teh dan bila beruntuntung cuaca bersahabat kita bisa melihat gunung semeru, ataupun matahari terbit. Brak teh atau pos 1 berada di ketinggian 1195 mdpl, masih sangat jauh dari puncak ogal-agil yang mempunyai ketinggian 3339 mdpl.


Pos I, brak teh
Pos II Lincing (70 menit)
Track menjelang pos II
 Jika sebelumnya melewati kebun teh yang panjang dan banyak ditumbuhi pepohonan sehingga bisa menahan sengatan matahari yang terik jika cuaca cerah, track menuju pos II sangatlah berbeda, kebun teh berganti dengan kebun penduduk yang ditanami pohon buah-buahan dan nantinya berganti alang-alang menjelang pos II dengan cuaca yang sangat panas karena tidak ada lagi yang menghalagi sinar matahari untuk menyengat kita. Dibutuhkan waktu sekitar 70 menit untuk menuju pos II lincing yang berada di ketinggian 1625 mdpl dari pos I brak teh. Pos II diberi nama lincing karena dekat dengan bukit yang bernama lincing. Di pos II inilah satu-satunya sumber air yang tersedia dalam peendakian gunung arjuno via lawang, walaupun jaraknya lumayan jauh dari pos. Disini juga terdapat  shelter yang dapat menampung 3-4 tenda, dan disekitarnya banyak tanah datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda.
pos II lincing
 Pos III Mahapena (106 menit)
jalur menuju pos III via sabana
untuk menuju pos III mahapena yang berada di ketinggian 2191 mdpl, ada dua jalur yang bisa diambil, jalur sabana yang umum digunakan atau jalur lincing sebagai shortcut. track dari pos II menuju pos III merupakan track terberat pendakian gunung arjuno via lawang (sebenarnya jalur pos IV menuju puncak bisa dikatan lebih menanjak, namun karena bila kita mendirikan tenda di pos IV kita tidak perlu membawa "kulkas" dipunggung kita sehingga menjadi lebih ringan, selain itu biasanya summit attack dilakukan hari berikutnya sehingga lebih segar tenaganya) . Melewati jalur sabana yang sedikit memutar saja dibutuhkan waktu sampai 106 menit. bisa dibayangkan bila melewati jalur bukit lincing yang jalurnya lebih miring. Pos III mahapena tidak terdapat shelter, hanya sedikit tanah lapang yang mampu memuat 3-4 tenda. Bila kita kehabisan tenaga di tengah perjalanan menuju pos III, di sepanjang jalur sabana ada beberapa titik yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda, walaupun mungkin hanya untuk 1-2 tenda.

 Pos IV Gombes (100 menit)
sunrise dari pos IV
 setelah melalui padang sabana menuju pos III, pemandangan berbeda akan ditemui untuk menuju pos IV gombes yang berada di ketinggian 2660 mdpl. rumput-rumput hijau yang luas mulai berganti dengan pohon-pohon cemara yang dibawahnya tumbuh tanaman paku dan banyak terdapat batu besar. walaupun jarak antar pohon cemara tidak terlalu rapat, daerah ini dinanamakan hutan gombes, yang dijadikan nama pos IV. walaupun track sudah tidak seberat sebelumnya, tetap saja jalur ini belum bersahabat bagi lutut. Sepanjang jalang juga terdapat beberapa titik yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda, walaupun hanya memuat 1-2 tenda. setelah berjalan sekitar 100 menit, kita akan sampai di pos IV gombes, yang merupakan tanah datar yang tidak terlalu luas yang bisa menampung 5-6 tenda. disarankan bagi yang mengambil jalur lawang untuk bermalam disini, selain karena jarak ke puncak sudah tidak terlalau jauh, di atas juga di khawatirkan lebih susah mencari tempat untuk mendirikan tenda karena selain semakin sedikit tanah datar juga ada pertumuan dengan jalur purwosari.
Pos IV Gombes
 Puncak ogal-agil (109 menit)
plawangan

untuk menuju puncak gunung arjuno yang bernama ogal-agil yang berada di ketinggian 3339 mdpl (tertinggi keempat di jawa ), dari pos IV gombes dibutuhkan waktu sekitar 109 menit. trak yang dilewati di awal masih sama dengan sebelumya hutan yang ditumbuhi pohon cemara namun lebih rapat dan mistis yang bernama lali jiwo yang artinya lupa diri  , dan medan yang lebih menanjak. setelah melalui hutan lali jiwo kita akan memasuki kawasan hutan cemoro sewu, yang sebenarnya masih merupakan hutan cemara seperti sebelumnya namun jumlahnya semakin banyak dan orang jawa mempunyai kebiasaan untuk menggambarkan sesuatu yang banyak dengan angka seribu atau sewu (seperti lawang sewu atau kepulauan seribu). Selepas hutan cemara vegetasi mulai berganti dengan pohon yang lebih kecil yang dinamakan pohon metinggi yang buahnya dapat dimakan, biasanya pohon mentinggi tumbuh di ketinggian lebih dari 3000 mdpl. Disini juga terdapat pertemuan jalur dengan via purwosari. Puncak ogal-agil sendiri berupa tumpukan bebatuan yang besar, diberi nama ogal-agil karena dulu dipuncaknya bila tertiup angin bergoyang-goyang seperti mau lepas atau dalam bahasa jawa disebut ogal-agil. sebelum puncak ogal-agil ada belokan jalan ke kiri itu menuju pasar dieng, salah satu tempat paling mistis di gunung arjuno karena konon katanya adalah pasar mahluk gaib, setelah pasar dieng kita bisa menuju puncak gunung welirang.
puncak ogal-agil
beratnya medan yang dilalui sepanjang pendakian gunung arjuno via lawang seakan mengingatkan bahwa kita bukanlah apa-apa di alam ini apalagi dihadapa sang pencipta. untuk senantiasa berdoa apapun yang kita lakukan apalagi pendakian. 
tapi janganlah berdoa untuk dimudahkan jalanmu, 
berdoalah untuk menjadi lebih kuat