Rabu, 10 Mei 2017

Tour de Madura

bukit jaddi madura
Hampir semua wilayah di jawa timur telah saya jelajahi dengan sepeda atau gowes, tinggal beberapa wilayah yang belum sempat saya jelajahi, salah satunya adalah madura, sebuah pulau eksotik arah timur laut pulau jawa, yang hanya di pisahkan oleh selat madura dengan pulau jawa. Akhirnya kesempatan yang dinantikan datang juga, setelah melakukan perencanaan dan berbagai persiapan diputuskan untuk melakukan perjalanan bersepeda ke pulau yang mendapat julukan pulau garam tersebut.
perjalanan di awali dari kota malang dan akan di akhiri di kota sumenep yang berada di ujung pulau madura, kalau di jawa sejajar dengan kota situbondo melalui sisi utara pulau madura. Dari sumenep perjalanan akan kembali ke kota malang dengan melalui sisi selatan pulau madura yang merupakan jalur utama di sana, atau kalau di jawa kita mengenal jalur pantura.
total jarak yang ditempuh adalah 583,83 Km selama 4 hari (tepatnya 36 jam 57 menit 04 detik), melalui dua pulau (jawa dan madura), satu lautan (selat madura) dan  sepuluh kota (Malang - pasuruan - sidoarjo - surabaya - bangkalan - sampang - pamekasan - sumenep - gresik - mojokerto)

Day 1 ( Malang - Bangkalan )

Malang - bangkalan

 hari pertama perjalanan tour de madura di awali dari kota menuju bangkalan sebagai pit stop di hari pertama. Dari kota malang, perjalanan di arahkan menuju utara menuju pasuruan, sebuah kota industri yang dihiasi banyak pabrik layaknya kota karawang. Dengan jalanan yang menurun karena perjalanan di awali dari kota pegunungang menuju kota pesisir, membuat awal perjalanan di hari pertama seakan sangat menyenangkan. Turunan yang di lalui di hari pertama mulai dari kota malang sampai gempol yang masuk wilayah kabupaten pasuruan, sejauh hampir lima puluh kilo meter dengan kemiringan yang bervariasi, kemiringan paling ekstrim antara lawang menuju purwodadi.
setelah menempuh perjalanan hampir 2,5 jam, perjalananan berhenti sejenak untuk mengistirahatkan betis dan membasahi kerongkongan yang mulai mengering di daerah padaan, tepatnya di masjid cheng ho, setelah menempuh perjalanan hampir 40 km. Masjid Cheng Ho sendiri merupakan masjid yang sangat unik karena arsitekturnya tidak seperti masjid pada umumnya, lebih menyerupai kelenteng.

masjid cheng ho pandaan
selepas dari padaan, perjalanan dilanjutkan menuju gempol, yang berbatasan dengan sidoarjo. jarak dari pandaan menuju gempol sekitar 10 km dengan trek yang masih menuruh. Dari gempol kita akan memasuki sidoarjo melalui porong yang terkenala karena adanya tragedi lumpur lampindo yang terjadi hampir 12 tahun yang lalu namun dampaknya masih dirasakan masyarakat sekitar hingga saat ini. antara gempol yang masuk kabupaten pasuruan dengan gempol yang sudah masuk wilayah kabupaten sidoarjo dibatasi sebuah sungai yang cukup lebar, bernama porong.
dari porong perjalanan dilanjutkan menuju pusat kota sidoarjo, kota yang menjadi satelit dari sidoarjo layakanya tangerang, depok dan bekasi bagi jakarta. Menjelang tengah hari, di daerah waru tepatnya sebelum terminal bungurasih (yang banyak di sebut berada di surabaya ternyata masih masuk wilayah waru sidorjo, seperti halnya bandara djuanda) disempatkan untuk berhenti sejenak dan mengisi perut yang sedari pagi belum diisi dengan lontong kikil, makanan khas sidoarjo yang layak untuk dicoba bila berkunjung kesana.
puas dengan semangkok lontong kikil dan segelas es jeruk perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri kota surabaya yang tampak berbeda dari setahun yang lalu saat terakhir kesana, jalanan menjadi sangat lebar dan dilengkapi dengan trotoar yang sangat lebar pula sehingga sangat nyaman buat pejalan kaki.

menyebrangi selat madura

perjalanan akhirnya berhenti di pelabuhan ujung yang masuk kawasan pelabuhan tanjung perak untuk menyebrang menuju pelabuhan kamal yang ada di pulau madura. sebenarnya untuk menyebrang ke madura saat ini bisa dilakukan melalu jembatan suramdu, namun karena alasan keselematan dimana angin yang bertiup sangat kencang di jembatan, sepeda tidak diperkenankan untuk lewat. untuk menyebrang ke pulau maduran di butuhkan waktu 20 - 30 menit (saat berangkat sekitar 18 menit) tergantung jenis kapal yang digunakan, dengan tarif IDR5,000 untuk kendaraan golongan I sepeda angin.
 sesampai di pelabuhan kamal, untuk menuju kota bangkalan kita harus mengambil jalan lurus, jaraknya sekitar 18 Km melalui universitas trunojo, satu-satunya kampus negeri di pulau madura, namun sayang sekali kalau ke bangkalan tidak mengujungi bukit jaddih, obyek wisata yang lagi hits saat ini, perjalanan dilanjutkan dengan mengambil jalur arah kiri, jaraknya sekitar 15 km dari pelabuhan kamal

bukit jaddih
Bukit jaddih merupakan sebuah bukit kapur yang secara tidak sengaja menjadi sebuah tempat wisata, berawal dari penambangan kapur yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, bekas penambangan malah menyisahkan cerukan-cerukan yang istilah anak sekarang "instagramable", jadilah bukit jaddi menjadi sebuah tempat wisata yang mendadak terkenal yang dipopulerkan oleh sosial media. dari bukit jaddi jarak kota bangkalan sekitar 12 km.
total hari pertama tour de madura menempuh jarak 132,07 Km selama 7 jam 58 menit 45 detik (di luar isrtirahat dan menyebrangi selat madura) melalui lima kota (malang - pasuruan - sidoarjo - surabaya - bangkalan) dua pulau (jawa - madura) dan satu lautan (selat madura)

Day 2 ( Bangkalan - Sumenep )


Bangkalan - sumenep via jalur pantura






Hari kedua perjalanan tour de madura di awali dari kota bangkalan yang berada disebelah barat pulau madura menuju  kota sumenep yang berada di ujung timur pulau madura. Ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk menuju kota sumenep dari bangkalan, via jalur selatan yang merupakan jalur utama sebagai jalur penghubung di madura atau setara dengan kedudukan jalur pantura di jawa dan via jalur utara yang lebih sepi namun memiliki pemandangan sangat memanjakan mata. untuk perjalanan hari kedua ini, di pilih jalur pantai utara yang menyusuri laut jawa.
perjalanan melalui jalur utara bukan sebuah perjalanan yang mudah, selain isu-isu berseliweran yang sempat terdengar bahwa jalur utara merupakan jalur yang rawan sampai trek yang harus dihadapi di sepanjang perjalanan. begitu keluar kota bangkalan kita akan disuguhi jalanan yang rusak khas jalan trans di luar pulau jawa yang pernah dilalui. Kerusakan jalanan bukan hanya aspalnya yang mulai bolong disana-sini, namun juga jalanan yang bergelombang, bahkan bila aspal mulus masih sangat mulus sudah berbahaya apalagi bila aspalnya rusak dan jalananya bergelombang, dan itulah yang harus di hadapi pada awal perjalanan via jalur utara.
jalur yang rusak memanjang sejauh 40 km sampai di daerah tanjung bumi, daerah perbatasan kabupaten bangkalan dan sampang di sisi utara. jarak antara pusat kota bangkalan menuju kota sampang di sisi utara sejauh hampir 50 km.

perbatasan bangkalan dan sampang di sisi utara

 seperti laiknya daerah pesisir, perjalanan via utara pantai sangat terik dan menyengat, bahkan tidak ada sedikitpun awan mendung yang menampakan batang hidungnya selama perjalanan, walaupun di beberapa daerah di pulau jawa hujan masih sangat sering turun. teriknya perjalanan di hari keduan sedikti tertolong dengan trek yang sangat kondusif bagi lutut, hanya ada sedikit tanjakan menjelang memasuki kota sumenep di ujung perjalanan nanti. meskipun begitu, bukan berarti perjalanan hari kedua berjalan mudah, setelah melewati pasar tanjung bumi, sepeda macet, torpedo belakang kembali bermasalah, torpedo yang sempat dipuji ketangguhanya karena tidak di ganti sejak perjalanan tour  de celebes enam bulan yang lalu dan masih bisa di pakai. sempat bingung apakah perjalanan hari kedua ini dapat terselesaikan sampai tujuan karena pengalaman selama ini, bila torpedo bermasalah harus di ganti dan saya sangsi ada torpedo pengganti di daerah sekitar. Tapi tenang saja, pertolongan akan datang bagi siapa saja yang membutuhkan dan tidak berhenti berjuang, saat menuntun sepeda menuju pasar tanjung bumi yang katanya ada bengkel sepeda, ada pemotor yang menawari mengantarkan, walaupun arah tujuanya tidak sama, inilah yang membuat saya salut akan kebaikan orang-orang di daerah yang selalu memberikan pertolongan tanpa pamrih yang sangat berbeda dengan orang kota yang sudah cenderung individualis. akhirnya ketemulah sebuah bengkel sepeda, sempat ragu juga apakah bisa diperbaiki torpedo yang rusak, namun sang empu berkata selama torpedo tidak pecah masih bisa digunakan. setelah di bongkar ternyata bearing yang ada di gear torpedo pecah dan pelornya berantakan. akhirnya pelor dipasang tanpa bearing, menurut mekaniknya tidak akan bermasalah. walaupun sempat ragu, ternyata perkataan sang mekanik benar, sepeda tidak mengalami masalah kembali sampai di malang.

pemandangan jalur utara madura

 yang saya sukai dari perjalanan via pantai utara madura, pemandangan sangat menyenangkan mata mengingatkan pemandangan perjalanan di pulau sumbawa, walaupun pantainya tidak sebagus pulau sumbawa. banyak sabana menghampar layaknya permadani hijau yang dihiasi dengan bukit-bukit kampur yang indah seakan perpaduan yang pas. selain pemandangan alamnya, masjid-masjid di pulau madura bangunannya sangat indah, walaupun sekelas masjid kampung yang ada di daerah terpencil.
akhirnya setelah menempuh perjalan sejauh 146,23 Km selama 9 jam 46 menit 19 detik (diluar istirahat dan perbaikan sepeda yang memakan waktu hampir 2jam) sampai juga di kota sumenep dengan melewati empat kota (bangkalan - sampang - pamekasan - sumenep ).

Day 3 ( Sumenep - Bangkalan )
sumenep - bangkalan via jalur selatan
 setelah sebelumnya melalui jalur utara, perjalanan hari ketiga dari tour de madura memilih jalur via selatan pulau madura yang merupakan jalur utama di madura selama ini. walaupun begitu, bukan berarti jalur ini jalur yang mudah untuk ditaklukan, bahkan jalur ini lebih berat dari jalur utara dengan tanjakan-tanjakanya yang mencapai ketinggian 214 mdpl, titik tertinggi yang saya lalui di pulau madura.
secara umum, kondisi aspal jalur selatan lebih baik dan mulus dari jalur utara, serta kondisi jalanya tidak bergelombang seekstrim jalur utara.
dari kota sumenep, yang sudah ada sejak jaman kerajaan singosari dengan adipati arya wiraraja yang ikut berjasa dalam pendirian kerajaan majapahit, perjalanan dilanjutkan dengan kondisi jalanan yang mulus, namun itu tidak berlangsung lama, sekitar 10 km selepas kota sumenep, kita akan disambut tanjakan yang lumayan panjang yang cukup untuk membuat "mandi" di pagi hari, walaupun ini bukanlah tanjakan terberat di hari ketiga. selepas itu, setelah 35 km perjalanan, kita akan sampai di perbatasan antar kabupaten sumenep dan pamekasan, kabupaten paling bagus di madura.

perbatasan sumenep - pamekasan
 sekitar 19 km dari perbatasan kita akan memasuki pusat kota pamekasan yang lebih ramai dari bangkalan dan sumenep, mungkin kalau terealisasi rencana madura menjadi provinsi sendiri, pamekasan lah yang akan dijadikan sebagai ibukotanya. selepas itu sekitar 33 km, kita akan sampai di sampang, kabupaten  keempat yang saya lalui di madura dengan kondisi yang tidak seramai kabupaten-kabupaten lainya. dari sampang, setelah menempuh perjalanan hampir 20 km dengan trek yang masih sama dengan sebelumnya, menyusuri selat madura, namun sayaang pantainya jarang yang berpasir, kita akan sampai di daerah blega yang sudah masuk wilayah kabupaten bangkalan. selepas blega inilah perjalanan hari ketiga sebenarnya dimulai, walaupun saat melewatinya sudah menjelang malam, trek yang dilalui cukup untuk "mandi" sore menjelang malam dengan tanjakan-tanjakanya yang lumayan panjang hampir sepuuh kiloan. selepas itu perjalanan kembali kondusif bagi lutut sampai memasuki kota bangkalan.

tempat karapan sapi
perlu ditambahkan, bahwa pulau madura terkenal akan pertunjukan karapan sapi, yaitu sebuah lomba balap sapi yang dikendarai seorang joki layaknya balapan kuda. jadi jangan heran jika akan menemui arena karapan sapi di beberapa tempat saat tidak ada acara karapan sapi. tempat penyelenggaraan karapan sapi merupakan sebuah lapangan rumput layaknya lapangan sepak bola yang dikelilingi dengan papan-papan kayu untuk membatasi dengan penonton dan dilengkapi dengan beberapa tribun yang mungkin disediakan untuk tamu VIP.

masjid agung sumenep

hari ketiga perjalana tour de madura menempuh jarak 150,87 km selama 8 jam 52 menit 01 detik (di luar istirahat) melalui empat kabupaten (sumenep - pamekasan - sampang - bangkalan )

Day 4 ( Bangkalan - Malang )



bangkalan - malang
akhirnya setelah dua hari berada di pulau madura,  hari keempat perjalanan kembali ke pulau jawa. di hari keempat perjalanan di awali dari bangkalan menuju pelabuhan kamal untuk menyebrang ke pulau jawa yang berjarak sekitar 18 km. sebenarnya ada jembatan yang dibangun untuk menghubungkan pulau madura dan pulau jawa, yaitu jembatan suramadu yang membentang sejauh hampir 5 km di atas selat madura, dan jembatan suramadu merupakan jembatan laut terpanjang di indonesia. namun karena alasan keamanan disebabkan angin yang berhembus sangat kencang, sepeda tidak diizinkan untuk melintas.

stadion gelora bangkalan di pusat kota bangkalan


dari pelabuhan kamal dibutuhkan waktu 20-30 menit (tergantung jenis kapal yang digunakan) untuk sampai di pelabuhan ujung yang berada di kompleks pelabuhan tanjungperak surabaya, pelabuhan teramai kedua di indonesia setelah tanjung priok di jakarta. Dari pelabuhan ujung rute yang di ambil sedikit berbeda dari saat berangkat di hari pertama perjalanan tour de madura, perjalanan di arahkan menuju gresik tidak memasuki arah kota surabaya. ternyata jalur menuju gresik merupakan jalan yang ramai dilewati truk kontainer menuju arah gresik, jadi teringat daerah cilincing di dekat pelabuhan tanjung priok. perjalanan tidak lanjut ke arah pusat kota gresik, tapi belok menuju daerah benowo yang nantinya tembus ke arah kepatihan yang sudah masuk wilayah kabupaten gresik. dari kepatihan belok ke arah selatan menuju mojosari melalui daerah krian yang masuk wilayah kabupaten sidoarjo. Mojosari sendiri merupakan ibukota dari kabupaten mojokerto, salah satu kabupaten bersejarah di indonesia  dimana lokasi kerajaan majapahit berada, walaupun lokasi pasti istanya belum ditemukan sampai saat ini. Dari mojosari perjalanan dilanjutkan menuju gempol dengan melewati ngoro, daerah indusrti di kaki gunung arjuno, gunung tertinggi kedua di jawa timur.

No automatic alt text available.
jembatan suramadu


setelah sampai di gempol, rute yang dilewati hampir sama dengan hari pertama perjalanan tour de madura. Bila hari pertama jalanan turun karena perjalanan dari kaki gunung menuju pantai, perjalanan kali ini kebalikanya, menanjak dari pantai menuju kaki gunung. sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama daripada hari pertama perjalanan.  total waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan sejauh 154,66 Km melalui 2 pulau (madura dan jawa), 1 lautan (selat madura) dan 6 kota (bangkalan - suarbaya - gresik - mojokerto - pasuruan - malang), yaitu 10 jam 19 menit dan 59 detik (di luar waktu menyebrang dan istirahat)

No automatic alt text available.
gunung arjuno dari desa ngoro
setiap perjalanan pasti akan memberikan suatu pelajaran, begitu pula perjalanan kali ini yang mengingatkan kembali bahwa masih banyak orang-orang baik yang akan dengan sukarela memberikan pertolongan kepada kita walaupun tidak pernah mengenal. Karena pertolongan dari Tuhan akan selalu ada bagi orang yang membutuhkan. hal ini mengingatkan saya akan perkataan dari legenda touring sepeda indonesia bambang hertadi mas yang lebih dikenal dengan nama paimo.

"buat saya perjalanan seorang diri adalah sebuah meditation journey, 
karena yg ada disana hanya saya dan tuhan"

jadi jangan takut untuk melakukan perjalanan bersepeda seorang diri, karena akan selalu ada Tuhan yang menemani kita. Dan juga perjalanan itu akan lebih mendekatkanmu kepada Tuhan.