Jumat, 13 Mei 2016

Latimojong, top of Celebes

Gunung Latimojong
Gunung Latimojong merupakan salah satu dari 7 Gunung yang masuk dalam “the seven Summits Indonesia”. “the seven Summits Indonesia” sendiri merupakan kumpulan puncak tertinggi di 7 (tujuh) pulau yang merangkai wilayah nusantara Indonesia. “the seven Summits Indonesia” terdiri atas Cartenz Pyramid dengan tinggi 4884mdpl (Papua), Gunung Kerinci dengan tinggi 3805mdpl (sumatra), Gunung Rinjani dengan tinggi 3726mdpl (lombok), Gunung Semeru dengan tinggi 3676mdpl (Jawa), Gunung Latimojong dengan tinggi 3478mdpl (Sulawesi), Gunung Binaiya dengan tinggi  3027mdpl (Halmahera) dan Bukit Raya dengan tinggi 2278 mdpl (kalimantan), sebenarnya untuk pulau kalimantan sendiri ada gunung yang lebih tinggi dari  Bukit Raya yaitu Kinibalu dengan tinggi 4094mdpl , namun sudah masuk dalam wilayah malasiya.
jalur ojek menuju karangan
Gunung Latimojang sendiri terletak di dusun Karangan desa Latimojong Kecamatan Buntu Bantu Kabupaten Enrekan Sulawesi Selatan. Dusun Karangan sendiri jika ditempuh dari Makassar ibukota provinsi Sulsel membutuhkan waktu sekitar 8-9 jam dengan berganti-ganti moda transportasi. Jika berasal dari luar pulau Sulawesi dapat menggunakan moda transpotasi udara turun di Bandara Hassanudin. Dari bandara Hassanudin, jika berombongan dapat menyewa kendaraa (avanza) dengan tarif IDR 1 juta sampai Kecamatan Baraka atau bisa menuju terminal daya terlebih dahulu dengan naik taksi dengan tarif kisaran IDR100 ribu, dari terminal daya bisa naik Bis (yang sangat nyaman dan bagus) dengan tarif  IDR 150 ribu
dan jadwal keberangkantan tiap jam 10.00 WIT dan 22.00 WITturun di pasar Cakke, dari pasar Cakke bisa naik akngkutan umum (untuk tarif tidak tahu karena belum coba) atau naik ojek dengan tarif  IDR 25 ribu (sempat ngobrol dengan warga di pasar Cakke, harga itu terlalu mahal untuk siang hari, biasanya sekitar  IDR15-20 ribu).
Dusun Karangan

 Dari Baraka, kita harus melakukan perizinan terlebih dahulu di Polsek Baraka, setelah itu dapat menuju KPA Lembayung atau pak dadang yang rumahnya di belakang SDN 105 Baraka, disana kita bisa beristirahat ataupun langsung melanjutkan perjalanan dengan ojek ataupun mobil, jika melanjutkan dengan ojek, tarifnya IDR 150 ribu untuk siang hari atau IDR 200 ribu untuk malam hari, harga yang dibayarkan itu sebanding dengan jalan yang akan dilalui menuju dusun karangan, naik turun bukit (benr-bener ekstrim) dan sebagian besar jalanya belum tersentuh pembangunan yang semakin berat bila ditempuh di musim hujan. Sementara bila naik mobil (semi offroad) dengan tarif IDR 1,8 juta PP (dapat memuat sampai 15 orang).
Rumah Bapak Kadus Karangan



Bila sampai dusun Karangan masih siang hari, perjalanan dapat langsung dilanjutkan dengan menuju pos I, namun bila sudah malam hari sampai dusun Karangan, dapat menginap dahulu di rumah bapak kadus (kepala dusun) yang tepat berada di belakang masjid sebelum pos kamling sebelah lapangan voli yang juga dipakai sebagai penduduk setempat (disini dikenakan tarif IDR 7 ribu per orang).

POS I (1800mdpl)
Pos I

medan pendakian Gunung Latimojon via dusun karangan tidak mengenal bonus, hampir semua yang dilalui merupakan tanjakan yang kemiringan rata-ratanya di atas 60°. Dari dusun karangan, perjalanan langsung disambut tanjakan yang kemiringanya sudah mendekati 45° menyusuri sungani yang sumbernya berasal dari Gunung Latimojong (sekitar pos 7, ketinggian 3300mdpl). setelah itu jalanya sedikit berbelok ke kanan dan menemukan jembatan, disini kita harus memilih jalan yang sebelah kanan yang menuju kebun kopi, sementara untuk yang jalan sebelah kiri melewati jembatan menuju ladang penduduk. setelah masuk kedalam perkebunan kopi, nanti kita akan menemukan jalan percabangan lagi dimana kita harus memilih jalur yang sebelah kiri yang jalannya sedikit menurun. sementara bila mengambil jalur yang sebelah kanan dan jalannya menanjak menuju puncak nenemori (sebenarnya jalur ini juga bisa menuju puncak rante mario, walaupun jaraknya lebih jauh). selepas turunan, kita akan disambut oleh tanjakan yang lebih ekstrim yang melewati perkebunan kopi sebelum mencapai pos I di puncak sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 1800mdpl. Di pos I, tidak tersedia sumber (jadi jarang digunkan untuk mendirikan tenda walaupun pemandanganya sangat bagus). Dari dusun Karangan menuju pos I dibutuhkan waktu sekitan 1 jam 10 menit.

POS II (1800mdpl)
Jalur menuju pos II

Mungkin agak sedikit membingungkan bahwa ketinggian pos I dan pos II bisa sama persis, karena dari pos I menuju Pos II kita akan melewati turunya satu-satunya yang ada dalam perjalana menuju puncak rante mario. walaupun turunan tingkat kesulitan yang dihadapi bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. Dari pos I, perjalanan kita awali dengan tanjakan yang merupakan batas antara kebun kopi penduduk dan hutan tropis Gunung Latimojang. Setelah sekitar 20 menit melalui tanjakan, kita akan sampai dipuncak bukit lainya yang ada di dalam hutan . Setelah itu, jalan yang dilalui turunan panjang sampai nanti ketemu pos II. walaupun turunan, bukan berarti perjalanan akan jadi lebih mudah, jalan setapak yang bersaningan dengan jurang dan ditambah dengan akar-akar pohon yang melintang sepanjang jalan memberikan tantangan tersendiri. Selain itu, ada beberapa titik yang diberi tali untuk membantu karena terjalnya turunan yang dilalui. Bukti bahwa medan yang dilalui cukup berat walaupun jalanya menurun. Pos II sendiri terletak di pinggir kali yang mengalir deras sampai dusun karangan. Untuk mencapai pos II kita harus menyebrangi jembatan kayu yang licin, sehingga dibutuhkan usaha ekstra. Waktu yang dibutuhkan dari pos I menuju pos II adalah 1 jam 50 menit. Karena melimpahnya sumber air (terletak di tepi kali) sering digunkan untuk mendirikan tenda, terutama yang mempunyai rencana lebih dari semalam dalam pendakian.
Pos II


POS III (1940mdpl)
Jalur menuju pos III

setelah sedikit dimanjakan oleh turunan sebelum menuju pos II, perjalanan selepas pos II akan langsung disambut oleh tanjakan yang nyaris vertikal (sekitar 80°) yang sangat menguras tenaga. Sebenaranya jarak pos II menuju pos III tiak terlalu jauh, namun beratnya medan membuat perbedaan. Hal ini diperparah saat musim hujan, jalan menjadi licin dan becek, menjadikan derajat kesultinya semakin bertambah. Kalau biasanya waktu turun menjadi lebih mudah, tidak demikian dengan jalur antara pos II dan III gunung Latimojong. Pos III seperti sebuah bukit yang ada di atas pos II, dibutuhkan waktu 40 menit dari pos II menuju pos III. tidak ada sumber air di pos III sehingga jarang digunakan untuk mendirikan tenda.
pos III

POS IV (2140mdpl)
walapun tidak seberat jalur sebelumnya dari pos II menuju pos III, jalur dari pos III menuju pos IV masih tanjakan yang cukup mengurus tenaga. dibeberapa titik, jalurnya bisa sedikit dibuat untuk mengistirahtkan kaki karena medanya yang lebih datar atau sering disebut bonus. dibutuhkan waktu 50 menit untuk sampai di pos IV dari pos III. Pos IV kondisinya tiddak jauh berbeda dengan pos III, dataran yang tidak terlalu luas dan tidak terdapat sumber air, sehingga jarang digunakan untuk mendirikan tenda.
pos IV
POS V (2480mdpl)
pos V merupakan tempat favorit bagi para pendaki untuk mendirikan tenda, karena disini terdapat sumber air yang melimpah walaupun harus sedikit turun yang jaraknya sekitar 150 meter dari pos V. selain itu, pos V cukup luas sehingga mampu menampung tenda yang lebih banyak (hanya pos VIII yang lebih luas dari pos V, namun disana tidak terdapat sumber air). Jalur yang dilewati hampir sama dengan jalur pos III menuju pos IV namun lebih panjang, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama sekitar 89 menit dari pos IV.
Pos V
POS VI (2690mdpl)
pos VI
memasuki hutan tropis yang semakin lebat dan vegetasi mulai berganti dengan pohon-pohon perdu dan lumut serta anggrk. masih dengan tanjakan yang tiada akhir, dibutuhkan waktu sekitar 51 menit dari pos V menuju pos VI, sebuah dataran yang tidak terlalu luas yang mampu menampung sekitar 4 tenda, namun sayang digunakan karena ketidak tersediaan air membuat para pendaki malas mendirikan tenda. disini mulai bisa melihat jajaran pegunungan latimojong yang membentang.
hutan lumut arah pos VII
POS VII (3100mdpl)
pos VII
Dari selisih ketinggian yang lebih dari 400 mdpl menggambarkan seperti apa medan yang akan dihadapi. Lebih jauh dan lebih terjal dari jalur dari pos V menuju pos VI, yang masih didominasi pohon perdu berlumut. Jalan yang harus dialaui merupakan jalur air, jika dilalui musim hujan kita seperti harus berjalan diatas sungai kecil, semakin deras hujan, semakin besar arus yang harus diterjang. Pos VII terletak di puncak bukit sehingga pemandanganya sangat indah, membentang disebelah kanan dan kiri puncak-puncak lain dari pegunungan latimojong. Pos VII merupakan tempat favorit para pendaki untuk mendirikan tenda selain pos V, terutama yang hanya berencana satu malam saja mendaki gunung latimojong. Pos VII menjadi favorit selain karena pemandangan yang indah, juga disini terdapat sumber air yang mengalir cukup deras, sebuah sungai kecil yang berjarak 5 menit dari pos VII dan beair sangat jernih. sayang pos VII, agak sedikit sempit sehingga tidak banyak bisa menampung tenda. Namun selama ini, seramai-ramainya pendakian gunung latimojong (yang tentunya tidak seperti di jawa yang sudah seperti pasar) masih cukup menampung tenda para pendaki. dari pos VI dibutuhkan waktu 111 mnit atau 2 jam kurang 9 menit.
sungai pos VII
POS VIII (3300mdpl)
pos VIII
Pos VIII merupakan sebuah tanah lapang yang agak luas, pos yang paling luas dan mampu menampung banyak tenda. Selain itu, jaraknya juga paling dekat dengan puncak rantemario, tanah tertinggi sulawesi (3478mdpl). sedikit kekurangan dari pos VIII adalah sumber air hanya terdapat di musim hujan, yaitu sebuah cekungan air yang menyerupai danau kecil, walaupun airnya tidak sejernih di pos-pos sebelumnya. Di pos VIII ini jugalah jalur pertemuan dengan jalur menuju puncak nenemori yang kita lihat sebelum pos I. Dari pos VII, dibutuhkan waktu 11 menit dengan jalur yang nyaris vertikal karena mendaki bukit. sebelum mencapai pos VIII, kita cakan dihadapkan persimpangan jalan, dimana kita harus mengambil jalur yang ke kiri karena yang sebelah kanan menuju jalur buntu, bekas menara TNI yang tidak terpakai.

Puncak Rante Mario (3478mdpl)


jalur menuju Rante Mario

Rante mario merupakan salah satu dari derentan puncak pegunungan latimojong yang membentang dibagian selatan sulawesi. dengan ketinggian 3478mdpl, Rante mario meaarupakan puncak tertinggi dari Gunung Latimojong, sekaligus puncak tertinggi dari pulau sulawesi. dari pos VIII, kita harus mengambil jalur sebelah kiri, dengan jalur berbatuan yang masing diselingi pohon-pohon perdu dibeberapa titik memberikan pemandangan sendiri menuju puncak Rante Mario. dibutuhkan waktu sekitar waktu 45 menit dari pos VIII menuju puncak Rante Mario yang ditandai sebuah tugu triangulasi setinggi dua meter yang juga bisa dikatakan sebagai penanda tanah tertinggi pulau sulawesi.
Rante Mario, 3478 mdpl
  diluar istirahat dari dusun karangan menuju puncak rante mario, dari ketinggian 1390 mdpl menuju 3478mdpl dibutuhkan waktu 9 jam 40 mnit dengan rincian :

dusun karangan - pos I        1 jam 10 menit
pos I - pos II                      1 jam 50 menit
pos II - pos III                             40 menit
pos III - pos IV                           53 menit
pos IV - pos V                   1 jam 29 menit
pos V - pos VI                             51 menit
pos VI - pos VII                 1 jam 51 menit
pos VII - pos VIII                        11 menit
pos VII - Rante Mario                  45 menit

beratnya medan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak Rante Mario membuktikan beberapa tulisan yang di publish di blog-blog bahwa latimojong merupakan salah satu gunung  dengan medan terberat di Indonesia. namaun seprti di katakan seorang pensiunan akuntan berusai 60 tahun yang mampu menaklukan gunung kilimanjaro puncak tertinggi afrika pada pendakian pertamanya, barry finley.

" Every mountain top is within reach if you just keep on climbing"