Kamis, 05 Desember 2013

Salak, sebuah misteri




sebagai gunung, nama salak mungkin belum begitu familiar bagi masyakat awam yang kurang meminati kegiatan alam bebas. Itu dapat dimaklumi karena puncak tertinggi di sana hanya 2.221 mdpl (salak 1), jauh bila dibandingkan dengan tetangganya yang lebih populer, Gunung Gede-Pangrango (Gunung Gedhe 2.958mdpl, Gunung Pangrango 3.019mdpl). Namun dengan ketinggian yang "hanya" sedikit diatas 2.000mdpl, bukan berarti Gunung Salak mudah untuk ditaklukan. Gunung Salak mempunyai medan yang panjang dan terjal (pendakian dimulai dari kisaran ketinggian 700mdpl, sementara Gede-Pangarango start di ketinggian 1.300mdpl via cibodas) serta menyimpan banyak cerita mistis. Banyak pendaki yang menjadi "korban" dari "keganasan" Gunung Salak. Bahkan sebuah pesawat canggih milik Rusia pernah menjadi korban kemisteriusan gunung ini, terlepas dari faktor "human error" yang selama ini diduga sebagai penyebab kecelakaan maut itu.
"peta gunung salak"
Selain salak I (2.221mdpl), puncak lain yang terkenal adalah Salak II (2.180mdpl), yang kali ini kami pilih untu "disambangi". Jalur untuk menuju Salak II hanya ada 1, via curug nangka, itupun jalanya sudah tidak begitu jelas karena begitu jarangnya orang yang lewat. Namun untuk kali ini kami tidak akan mengambil jalur itu, bersama seoarang warga sana bernama mang ujang, kami "membuka" jalur baru via desa bunder II (arah ke Gunung Bunder tempat latihan TNI). Start dimulai dari rumah mang ujang di ketinggian 765mdpl berangkat pukul 07.50 melewati perkampungan warga sebelum memasuki kawasan ladang dan menyebrangi sungai ciampea, selepas sunagai ciampea akan melewati ladang yang sedikit menanjak, diujung ladang ada huta pinus, disitulah yang akhirnya dijadikan pos I.  Pos I diberi nama ciampea, sesuai dengan sungai yang ada didekatnya. jarak dari titik start sampai pos I 2,12Km dengan waktu tempuh 58 menit 22 detik (sampai di Pos I pukul 8.52) dan ketinggian 850mdpl.

 
"Pos I Ciampea"
Dari Pos I Ciampea perjalanan dilanjutkan menyusuri hutan pinus sampai memasuki kawasan semak-semak yang tingginya mencapai 2 meteran, sehingga kita seperti terkurung dalam labirin. pos II, berada di ujung kawasan semak ini. Pos II bernama pos pasir andong, pasir berarti punggungan dan andong nama tanaman yang tumbuh di sekitar pos. Jarak Pos II dari Pos I Ciampea 1,34Km (totalnya 3,46Km), dengan waktu tempuh 42 menit (total 1 jam 40 menit 19 detik) dan ketinggian 970mdpl.

"pos II pasir andong"
 Dari pasir andong, perjalan mulai menanjak dengan memasuki kawasan hutan, yang masih didominasi pohon bambu dan sejenisnya. jarak dari pos II dan pos III hanya sekitar 770Km (total 4,23Km) dengan waktu tempuh 44 menit 17 detik, sedikit lama untuk jarak tempuh yang kurang dari 1 km, total waktu sampai pos III sejauh 4,23 Km. pos III diberi nama pasir ciputri karena dekat dengan curug ciputri (walaupun kami tidak melihatnya), ketinggian pos III ciputri 1.025mdpl.

"pos III Pasir Ciputri"
 Dari Pasir Ciputri ini sudah tidak ada lagi jalan yang mendatar, sampai untuk mencari tanah datar untuk sholat saja sangat sulit. pos IV bahkan ada dilereng bukit, dengan sedikit dataran yang agak rata. diberi nama pasir engan dengan ketinggian 1.175mdpl dengan jarak tempuh 450  meter dalam waktu 36 menit. bisa dibayangkan sendiri ketinggian dengan jarak dan waktu yang ditempuh.

dengan jalan yang masih menanjak perjalan dilanjutkan menuju pos V pasir buntut monyet, dengan ketinggian 1.290mdpl. kami kurang mendapat informasi yang konkrit kenapa diberi nama buntut monyet, tapi mungkin dari namanya bisa disimpulkan disini banyak terdapat monyet, karena diperjalanan sering terdengan suara owa jawa walaupun tidak pernah melihat penampakanya. jaraknya dari pos IV 570 meter dengan waktu tempuh 57 menit. total dari awal pendakian sudah berjalan sejauh 5,11 Km dengan waktu 3 jam 57 menit 22 detik, ketinggian pasir buntut monyet 1.290mdpl.
Pos V pasir buntut monyet
jalur yang lebih terjal harus dilalui untuk mencapai pos VI, sumbul. Sumbul adalah salah satu puncak gunung salak, kata mang ujang yang menemani kami diberi nama sumbul karena letaknya sejajar dengan puncak sumbul. jaraknya dari pos V pasir buntu monyet 31 km dengan waktu tempuh 29 menit (total dari awal jarak yang ditempuh 5,42Km dengan waktu 4 jam 25 menit 20 detik). di pos ini, mang ujang sempat melihat macan kumbang sedang bermain dengan macan kumbang, dan menurut referensi yang saya baca, di gunung salak memang habitat macan tutul dan kumbang.
sebenarnya ada satu pos lagi sebelum puncak, yaitu pos VII pasir mayit. namanya yang serem menambah kemisteriusan gunung salak. konon ceritanya nama pasir mayit berasal dari cerita menghilangnya siswa SMA Pembangunan di Gunung salak dan ditemukan meninggal. namun karena hari sudah petang kami memutuskan membuat camp didalam hutan. camp kami sudah berada diketinggian 1.690mdpl, yang kami tempuh dalam waktu 2 jam 35 menit dengan jalur yang hampir sama dengan jalur salak I via kawah ratu, dimana terdapat tali jiwo untuk melewati punggungan bukit dengan menginjak akar-akaran pohon yang rapuh dengan kanan-kirinya adalah jurang, yang membedakan adalah di jalur ini masih belum ada tali untuk berpegangan. dari camp ini dibutuhkan waktu 2-3 jam lagi untuk sampai puncak dengan jalan yang menanjak dan tak kalah ekstrim. total perjalanan untuk sampai di camp 7 jam 4 menit 40 detik dengan jarak tempuh 6,56Km.
bila dibandingkan dengan waktu 6 jam 17 menit 31 detik sudah bisa menempuh jarak 9,84 Km dan ketinggian 3.019mdpl. ini membuktikan betapa misteriusnya gunung salak yang sulit untuk di logika. ini mengingatkan pada perkataan seorang teman
"ini bukan soal berapa ketinggian gunung atau gunung yg mana, ini hanya soal kerendahan ego,kesederhanaan,keyakinan, serta kebersamaan pada setiap jengkal kaki yg menapak "

2 komentar:

  1. Selamat malam, saya tertarik dengan pemdakian gunung salak 2 nya via jalur yg mas ali udah lalui. kalau boleh minta info dunk, buat kontak nya mang ujang, please feed back nya. makasih

    BalasHapus